Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Perusahaan transportasi berbasis teknologi, Gojek, tak dipungkiri jadi pencetak lapangan kerja yang signifikan. Data di tahun 2018, Gojek telah menggaet sedikitnya 1,7 juta pengemudi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bagaimana dengan kualitasnya? Serta bagaimana tantangan Gojek ke depan seiring dengan kebutuhan tenaga kerja berkualitas?
Ekonom Senior INDEF Didik J. Rachbini mengatakan, Gojek memang berjasa menciptakan lapangan pekerjaan, termasuk berasal dari kalangan pengangguran terselubung.
“Sektor informal dan setengah pengangguran adalah isu lama yang tidak memberi tambahan kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang. Isu pengangguran terselubung ini diselamatkan Gojek,” ujar Didik dalam diskusi online INDEF, Minggu (10/11).
Namun hal itu justru bisa menjadi bumerang, kata dia, apabila tak ada peningkatan kapasitas tenaga kerja Indonesia yang menjadi mitra Gojek.
Ia menekankan, Gojek justru akan menjadikan tenaga kerja kontraproduktif. Sebab hanya akan mempertahankan mitranya ada di golongan tenaga kerja berkualitas rendah.
ADVERTISEMENT
“Saya perkirakan jika tidak ada desain pembangunan SDM pada golongan bawah, pekerja informal termasuk di Gojek akan abadi menjadi SDM kualitas rendah, yang besar jumlahnya,” ujar dia.