Google Investasi Rp 15,2 Triliun di Thailand Bangun Pusat Data

1 Oktober 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Google LLC terlihat di kantor Google di bagian Chelsea di New York City, AS, 20 Januari 2023. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Logo Google LLC terlihat di kantor Google di bagian Chelsea di New York City, AS, 20 Januari 2023. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perusahaan induk Google, Alphabet Inc. berencana menanamkan investasi sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,2 triliun (kurs Rp 15.206) untuk membangun infrastruktur pusat data (data center) dan proyek Artificial Intelligence (AI) di Thailand.
ADVERTISEMENT
Perusahaan raksasa teknologi ini akan membangun fasilitas AI dan pusat data itu di Kota Bangkok dan Chonburi, sebuah provinsi di kawasan Tenggara Ibu Kota. Google menyampaikan, rencana investasi ini akan meningkatkan perekonomian Thailand pada 2029 hingga USD 4 miliar.
"Dan membuka 14.000 lapangan pekerjaan dalam lima tahun ke depan," tulis Bloomberg seperti yang dikutip kumparan, Selasa (1/10).
Rencana investasi Google ini juga disampaikan oleh Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra yang ditugaskan untuk menarik banyak investasi asing ke Negeri Gajah Putih itu.
Asia Tenggara memang telah dilirik oleh banyak raksasa teknologi seperti Apple Inc, Microsoft Corp., Nvidia Corp., hingga Amazon.com sebagai area yang menjanjikan untuk menghubungkan ekosistem AI dan data center dari Thailand, Malaysia ke Singapura dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kawasan ini memiliki potensi besar," kata Presiden dan Kepala Investasi Alphabet dan Google Ruth Porat mengaku dalam tanggapan melalui email atas pertanyaan menjelang acara bersama perdana menteri di Bangkok.
Porat juga mengumumkan investasi miliaran dolar di Malaysia dan Singapura tahun ini sudah direncanakan. Ini juga sebagai upaya Google untuk memperluas kesadaran dan adopsi cloud dan AI.
"Amazon meluncurkan pengeluaran sebesar USD 9 miliar di Singapura pada bulan Mei, dan CEO Microsoft Satya Nadella berkeliling wilayah tersebut dengan meluncurkan peta jalan yang melibatkan pengeluaran sekitar USD 4 miliar untuk membangun pusat data dan infrastruktur lainnya," imbuh dia.