news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

GoTo Raup Pendapatan Rp 15,8 Triliun, Naik 8 Persen Sepanjang 2024

12 Maret 2025 18:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Gojek. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Gojek. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mencatatkan pendapatan sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 15 triliun atau tumbuh 8 persen dibanding periode sama pada tahun 2023 sebesar Rp 14,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Secara kuartalan pendapatan bruto perseroan kuartal IV 2024 naik 28 persen dibanding kuartal III 2024. Sementara itu Gross Transaction Value (GTV) inti GoTo meningkat sebesar 66 persen year on year (yoy) pada kuartal keempat menjadi Rp79,2 triliun dan tumbuh 58 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp268,2 triliun.
Kinerja keuangan GoTo yang kuat mencerminkan momentum yang sehat untuk seluruh portofolio produknya, didukung oleh disiplin pengelolaan biaya dan insentif guna mendorong pertumbuhan serta profitabilitas yang berkelanjutan.
Pengguna yang Bertransaksi Bulanan (Monthly Transacting Users/MTUs) dalam ekosistem GoTo tumbuh 22 persen YoY pada kuartal keempat dan 16 persen setahun penuh.
Sementara itu, GTV GoTo secara yoy tumbuh 29 persen menjadi Rp 519,8 triliun dibanding periode sama pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Secara kuartalan, GTV GoTo tumbuh 32 persen yoy menjadi Rp144,5 triliun pada kuartal IV 2024 dibanding periode sama pada tahun 2023.
Ilustrasi GOJEK. Foto: Shutter Stock
EBITDA Grup yang disesuaikan tumbuh 348 persen YoY dan 191 persen secara kuartalan pada kuartal keempat, mencapai Rp399 miliar untuk periode tersebut dan Rp386 miliar untuk setahun penuh.
Namun, Mengacu pada laporan keuangan Perseroan yang diaudit tahun 2024, GOTO mencatatkan rugi usaha Rp 2,2 triliun atau membaik 78 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, rugi tahun berjalan GOTO pun turun 94 persen menjadi Rp 5,5 triliun dibanding tahun sebelumnya merugi sebesar Rp 90,5 triliun.
Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menyatakan sepanjang tahun 2024, kami terus mencari cara baru dan efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, Patrick menilai perseroan berhasil melampaui panduan yang telah ditetapkan, dengan pencapaian EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp386 miliar untuk setahun penuh serta mencatatkan kuartal pertama dengan EBITDA yang disesuaikan positif pada unit bisnis Financial Technology.
"Kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun dan mengharapkan hal ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025 seiring dengan strategi ekosistem kami yang terus terbukti efektif," katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (12/8).
Patrick menambahkan ke depan, perseroan akan semakin memperkuat bisnis kami melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun di level produk, untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
ADVERTISEMENT
Simon Ho, Direktur Keuangan Grup GoTo, menambahkan perbaikan pada pendapatan dan profitabilitas mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dari layanan inti kami serta efektivitas strategi pengelolaan biaya yang telah diterapkan di seluruh lini bisnis.
"GTV inti Grup dan pendapatan kami terus meningkat secara konsisten sepanjang tahun, di sisi lain, pendekatan efisiensi biaya yang lebih terperinci, memungkinkan kami menurunkan beban kas rutin tetap sebesar 3 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun," kata dia.
Beban kas rutin tetap1 Grup turun sebesar 3 persen sepanjang tahun 2024, sementara biaya kas rutin korporasi turun 34 persen. GoTo mempertahankan posisi kas dan neraca keuangan yang solid. Hingga 31 Desember 2024, Perseroan memiliki kas dan setara kas serta deposito jangka pendek senilai Rp21 triliun atau setara dengan USD1,3 miliar.
ADVERTISEMENT