GoTo Uji Coba Fitur GoRide Nego, Bisa Tawar Harga Gojek?

31 Oktober 2023 7:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi ojek online. Foto: REUTERS/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ojek online. Foto: REUTERS/Beawiharta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengatakan, saat ini sedang menguji coba fitur baru yakni, GoRide Nego. Di mana, nantinya customer bisa melakukan tawar harga dengan driver Gojek.
ADVERTISEMENT
Hal itu terungkap dalam laporan keuangan perusahaan di kuartal III 2023. Manajemen GoTo menyebut, GoRide Nego merupakan salah satu langkah perusahaan untuk terus memperluas penawaran produk layanan mobilitas roda dua kepada konsumen yang memprioritaskan harga.
“Perseroan melakukan uji coba GoRide Nego, yang memungkinkan konsumen dan mitra pengemudi untuk berkomunikasi secara langsung dan saling menyepakati harga pengantaran,” tulis manajemen seperti dikutip, Selasa (31/10).
“Ini adalah contoh inovasi Perseroan yang berkesinambungan dengan tujuan menjangkau konsumen,” tambah GoTo.
Meski begitu perusahaan belum menjelaskan lebih lanjut bagaimana mekanisme dari GoRide Nego ini.
Gojek dan Tokopedia. Foto: Dok. Gojek dan Tokopedia
Adapun mekanisme tawar menawar dalam bisnis ride hiling ini sudah lebih dahulu diterapkan oleh inDrive. Di mana, baik penumpang maupun pengemudi dapat melakukan tawar-menawar harga yang dapat disetujui bersama dan tidak membebankan penumpang.
ADVERTISEMENT
inDrive mengambil komisi dari driver dengan jumlah yang lebih sedikit sekitar 10 persen, agar kesejahteraan pengemudi tetap terjamin.

Kinerja GoTo di kuartal III 2023

Rugi bersih GoTo menyusut 54 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 9,5 triliun dari sebelumnya Rp 20,91 triliun di kuartal III 2022.
Hal ini dihasilkan dari monetisasi dan pengurangan insentif serta beban pemasaran sebesar 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, atau penghematan senilai Rp 2,1 triliun untuk kuartal ini.
Pendapatan bersih pada kuartal ketiga 2023 adalah senilai Rp 3,6 triliun, menurun 21 persen yang disebabkan adanya penyesuaian pada paruh pertama 2022 senilai Rp 1,5 triliun, yang tercatat di kuartal III tahun 2022.
Hal ini dilakukan untuk merefleksikan dampak dari perubahan proses estimasi yang digunakan untuk menentukan alokasi insentif pada pendapatan yang dihasilkan dari konsumen, sesuai yang dilaporkan perseroan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Jika penyesuaian ini dialokasikan kepada masing-masing kuartal di 2022, pendapatan bersih pada kuartal ketiga tahun 2022 adalah sebesar Rp 3,1 triliun, sehingga pendapatan bersih perseroan pada kuartal ketiga 2023 mengalami peningkatan 19 persen year-on-year.
Di saat yang bersamaan, GTV Grup tumbuh 5 persen dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat.