Grab Raih Laba Rp 171,53 Miliar di Kuartal IV 2023

23 Februari 2024 15:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Grab. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Grab. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu perusahaan ride hiling terbesar di Asia Tenggara, Grab, membukukan laba USD 11 juta atau setara Rp 171,53 miliar (asumsi kurs Rp 15.594 per dolar AS) di kuartal IV-2023. Ini merupakan keuntungan pertama perusahaan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Jumat (23/2), padahal Grab pada tahun lalu di periode yang sama mencatatkan kerugian sebesar USD 391 juta atau secara Rp 6,09 triliun.
“Peningkatan kinerja perusahaan terutama disebabkan oleh peningkatan EBITDA yang disesuai Grup, perubahan nilai wajar dałam investasi, dan penurunan biaya kompensasi berbasis saham,” tulis manajemen Grab.
Adapun tercatat, pendapatan Grab untuk kuartal IV 2023 ini juga mencapai USD 653 juta, melebihi perkiraan analis yang sebesar USD 634,86 juta.
Sementara untuk setahun penuh di 2023, Grab masih mebukukan kerugian USD 485 juta, atau turun 72 persen dari sebelumnya USD 1,74 miliar.
com-Ilustrasi driver Grab Bike memberikan helm kepada penumpang. Foto: Dok. Grab Indonesia
Selain layanan ride-hailing, perusahaan juga menyediakan layanan keuangan seperti pembayaran dan asuransi, serta pengiriman makanan, bahan makanan, dan paket.
ADVERTISEMENT
“Kami keluar [2023 dengan] mobilitas melebihi tingkat sebelum Covid. Kami melihat permintaan yang sangat kuat dalam bidang mobilitas,” kata CFO Grab Peter Oey kepada CNBC Internasional dikutip, Jumat (23/2).
“Jika Anda melihat bisnis pengiriman, kami mencatat rekor pertumbuhan 13 persen dari tahun ke tahun. Kami sekarang juga memiliki lebih banyak pengguna di platform kami pada saat yang bersamaan. Jadi kita mempunyai momentum yang sangat kuat,” sambung dia.
com-Ilustrasi driver Grab Bike menjemput penumpangnya. Foto: Dok. Grab Indonesia
Grab sebagian besar tidak percha memperoleh keuntungan selama bertahun-tahun beroperasi, setelah mengalami kerugian miliaran dolar sejak didirikan pada tahun 2012.
Adapun pada tahun-tahun awal bisnisnya, startup teknologi cenderung memprioritaskan pertumbuhan dibandingkan profitabilitas, yang biasanya berarti menghabiskan banyak uang.
Namun karena ketidakpastian makro global yang memperlambat pertumbuhan, mereka terpaksa memperbarui fokus mereka pada profitabilitas dan lebih berhati-hati dalam hal biaya.
ADVERTISEMENT
Sementara di tahun ini, Grab memperkirakan pendapatan akan mencapai antara USD 2,70 miliar dan USD 2,75 miliar, lebih rendah dari konsensus analis LSEG sebesar USD 2,8 miliar
Saham Grab ditutup melemah 8,41 persen pada Kamis (22/2). Harga sahamnya telah anjlok 75,8 persen dari harga pembukaan USD 13.06 pada Desember 2021, ketika perusahaan tersebut pertama kali terdaftar di Nasdaq.