Green Bond PGEO Oversubscribed 8,25 Kali, Raih Penawaran Rp 48,6 T

9 Mei 2023 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE telah merampungkan proses penerbitan surat utang berwawasan hijau atau green bond di pasar global senilai USD 400 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun (kurs Rp 14.742 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Dari nilai penerbitan tersebut, anak usaha Pertamina di industri panas bumi itu sukses meraup permintaan atau penawaran masuk hingga USD 3,3 miliar atau Rp 48,64 triliun, sehingga terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali.
Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, merespons positif pelaku pasar atas penerbitan green bond PGEO ditopang oleh sejumlah hal, satu di antaranya tingginya minat investor didasarkan pada performa perusahaan yang terbukti positif bagus di sepanjang tahun lalu.
"Selain itu, posisi PGEO sebagai pemain utama dari bisnis penghasil energi yang ramah lingkungan. Ini penting, karena akan menjadi penopang utama kesinambungan bisnis perseroan ke depan," ujar Myrdal dalam keterangannya, Selasa (9/5).
Tak hanya itu, PGEO di mata investor global juga dilengkapi dengan rating perusahaan di level internasional yang sangat baik dan berkategori status layak investasi.
ADVERTISEMENT
"Ini belum lagi mempertimbangkan imbal hasil yang ditawarkan PGEO, yang memang terlihat menarik di tengah kondisi penurunan yield obligasi global, saat ekspektasi kebijakan pengetatan moneter oleh the Fed rupanya tidak sekencang sebelumnya," tutur Myrdal.
Myrdal melihat, secara umum sentimen pasar keuangan saat ini juga tengah membaik untuk pasar emerging markets. Menurutnya, Indonesia juga memiliki fundamental ekonomi yang baik.
"Sentimen terhadap emerging markets dengan kekuatan fundamental cukup baik saat ini cukup positif. Indonesia juga masuk dalam kategori itu. Sehingga wajar jika green bonds PGEO direspons bagus oleh pasar," papar Myrdal.