Gubernur BI Buka Suara soal Jokowi Sebut Peredaran Uang Makin Kering

30 November 2023 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo buka suara soal omongan Presiden Jokowi tentang peredaran uang yang makin kering. Hal ini diduga karena perbankan lebih memilih membeli Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI).
ADVERTISEMENT
Perry mengimbau perbankan untuk menggenjot pembiayaan di sektor riil melalui kredit. Untuk itu, BI bakal memberikan banyak likuiditas kepada perbankan.
"Berkaitan dengan tambahan likuiditas untuk perbankan menyalurkan kredit. Pesan kami para perbankan kalau ditambah likuiditas, seperti pesan Pak Presiden tolong itu disalurkan kepada kredit," kata Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Rabu (29/11).
Perry melanjutkan, pihaknya juga meminta perbankan untuk tidak membeli SBN, SRBI, dan SVBI ketika likuiditasnya ditambah oleh BI.
"Kami sudah menambah likuiditas, tolong disalurkan untuk kredit. Jangan kemudian balik lagi untuk membeli SBN atau SRBI, seperti pesan dari Pak Presiden seperti itu," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebut pelaku usaha saat ini lebih banyak spending atau mengeluarkan uangnya dalam bentuk SBN, SRBI, SVBI ketimbang di sektor riil. Menurutnya hal tersebut yang membuat dana di sektor riil menjadi kering.
ADVERTISEMENT
“Saya mendengar dari banyak pelaku-pelaku usaha ini kelihatannya kok peredaran uangnya makin kering,” ungkapnya.
“Jangan-jangan terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak dipakai membeli SRBI atau SVPI. Sehingga yang masuk ke sektor riil jadi berkurang,” tambah Jokowi.
Menurut presiden, pengusaha boleh saja menggunakan dananya untuk membeli SBN tapi setidaknya juga perlu dikeluarkan untuk sektor riil, agar dampaknya ke masyarakat bisa terlihat.
“Jangan semua ramai-ramai beli ke BI (Bank Indonesia) atau ke SBN meskipun juga boleh-boleh saja. Tapi agar sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun lalu,” kata Jokowi.
Hal tersebut demi menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di level 5 persen. Tak hanya di kalangan pengusaha, Kepala Negara juga menyebut peran perbankan untuk juga terus gencar dalam pemberian kredit, terutama untuk sektor UMKM.
ADVERTISEMENT
“Memang kita harus prudent dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati hati, kredit terlalu hati hati, kredit semuanya terlalu hati hati akibatnya kering perputaran di sektor riil,” tutur Jokowi.