Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Gubernur BI ke China, Promosi Penggunaan Mata Uang Lokal hingga Dorong Investasi
28 September 2023 10:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo mendorong perluasan dan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) antarnegara dalam perdagangan, investasi, pasar keuangan, dan perbankan, serta transaksi pembayaran antarnegara.
ADVERTISEMENT
Pada kegiatan promosi perdagangan yang dikemas dalam “Indonesia-China Business Forum" di Beijing, China (26/9), Bank Indonesia (BI) berkesempatan memperkuat jalinan kemitraan ekonomi Indonesia dan China melalui kampanye LCT transaksi dengan menggunakan mata uang lokal. Mekanisme LCT ini diyakini akan mendorong kerja sama investasi dan perdagangan kedua negara.
Kampanye secara langsung di negara mitra ini mendorong pemanfaatan LCS Indonesia-China yang telah diimplementasikan sejak 6 September 2021 lalu. Kegiatan tersebut diselenggarakan di sela-sela rangkaian kegiatan Bank Indonesia di China, di antaranya Indonesia-China Business Forum, kerja sama BI dengan Bank Sentral China, promosi proyek investasi, Indonesia Night in Beijing, kuliah umum Gubernur BI yang disertai kerja sama BI dengan Tsinghua University, dan pertemuan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut hadir untuk penguatan kerja sama ekonomi Indonesia-China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia dalam dekade terakhir, termasuk sebagai ajang promosi investasi-perdagangan di Indonesia.
Perry mengatakan, ada lima alasan untuk berinvestasi di Indonesia, yakni pondasi makroekonomi yang stabil; pertumbuhan yang tinggi; berlanjutnya reformasi struktural dan hilirisasi sumber daya alam; digitalisasi ekonomi dan keuangan yang terakselerasi; dan pengembangan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Hal ini didukung pasar dan konsumsi domestik yang luas, meluasnya sektor jasa dan meningkatnya ekonomi penduduk generasi milenial.
Sebagai mitra dagang terbesar, kontributor investasi asing langsung kedua tertinggi, dan tiga besar sumber turis tertinggi Indonesia, Tiongkok perlu terus memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia. Lebih lanjut Gubernur Perry memaparkan baiknya performa makroekonomi Indonesia yang mencatat inflasi yang rendah dan diproyeksikan akan terus menurun, nilai tukar rupiah yang stabil, defisit fiskal yang terus mengecil serta meningkatnya pembiayaan perbankan.
ADVERTISEMENT
“Indonesia stabil secara makroekonomi, moneter, dan stabilitas keuangan. Hal ini penting karena tidak ada investasi dan prospek bisnis apabila suatu negara tidak stabil," tutur Perry dalam keterangannya, Kamis (28/9).
Selain dengan China, kerja sama LCT juga sudah diimplementasikan antara Indonesia dengan sejumlah negara di kawasan, yaitu Malaysia, Thailand, dan Jepang. Sementara itu, dengan Singapura dan Korea Selatan telah diperoleh kesepakatan bersama untuk membangun kerangka implementasi kerja sama LCT dengan Indonesia. LCT sebagai mekanisme transaksi bilateral antara pelaku dengan mitra menggunakan mata uang setempat dalam bertransaksi, dalam hal ini Yuan (CNY) maupun Rupiah (Rp).
Dengan kata lain transaksi LCT dapat menurunkan dependensi terhadap mata uang asing lainnya. Saat ini LCT Indonesia China yang inisiasinya telah dimulai sejak tahun 2017 telah melibatkan 16 bank di Indonesia dan 8 bank di Tiongkok. Kinerja LCT Indonesia-China 2 tahun terakhir menunjukkan perkembangan positif baik dari segi volume maupun jumlah pengguna. Untuk mengoptimalisasinya, dalam kegiatan kampanye LCT di Tiongkok ini Gubernur BI mendorong komitmen pimpinan bank dan pelaku usaha untuk meningkatkan utilisasi LCT ke depan.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama, terdapat kurasi proyek clean and clear (CnC) Indonesia yang ditawarkan bagi investor China. Terdapat 4 fokus sektor yang diminati investor China, yaitu energi terbarukan, proyek di kawasan IKN, infrastruktur transportasi dan industri kendaraan listrik.
Berdasarkan hasil kurasi sejumlah pihak termasuk Bank Indonesia, terdapat 16 proyek terpilih dari seluruh Indonesia di antaranya proyek energi panas bumi, pengolahan limbah, pabrik karet, pengembangan komoditas kakao, proyek jalan tol, monorel, smelter hingga industri mesin elektrik untuk kendaraan listrik. Harapannya, kegiatan promosi investasi ini seara konkrit akan mewujudkan kemitraan yang saling menguntungkan antar dua negara.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, BI dan People's Bank of China (PBOC)/Bank Sentral China menyepakati kerja sama di area kebanksentralan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur People's Bank of China, Pan Gongsheng (27/9). Kerja sama ini meliputi kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, stabilitas keuangan dan sistem pembayaran, termasuk inovasi digital dalam sistem dan jasa pembayaran, kerangka pengaturan dan pengawasan dalam konteks anti pencucian uang/pemberantasan pendanaan terorisme, serta bidang lain yang disepakati. Implementasi kerja sama akan dilaksanakan melalui dialog kebijakan, kerja sama teknis, pertukaran data/informasi, dan proyek bersama.
ADVERTISEMENT