Gubernur BI Klaim Nilai Tukar Rupiah Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global

15 Januari 2025 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (15/1/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (15/1/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengeklaim nilai tukar Rupiah tetap Stabil di tengah tingginya ketidakpastian global. Menurut dia, kebijakan stabilisasi yang dilakukan bank sentral berhasil menjaga nilai tukar Rupiah tetap terkendali.
ADVERTISEMENT
“Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hingga 14 Januari 2025 hanya melemah sebesar 1,00 persen (point to point/ptp) dari level nilai tukar akhir 2024,” ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (15/1).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar Rupiah terpantau melemah 55 poin atau 0,34 persen di level Rp 16.325 per Dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (15/1).
Perry menjelaskan, performa Rupiah terhadap dolar AS lebih baik dibandingkan sejumlah mata uang regional seperti Rupee India, Peso Filipina, dan Baht Thailand, yang masing-masing melemah sebesar 1,20 persen; 1,33 persen; dan 1,92 persen,” lanjutnya.
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Selain itu, Rupiah juga menguat terhadap mata uang negara maju selain dolar AS dan tetap stabil terhadap mata uang negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Hal ini, kata Perry, didukung oleh kebijakan stabilisasi BI, aliran masuk modal asing yang berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang menarik, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik.
“Ke depan, nilai tukar Rupiah diperkirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” tegasnya.
Perry menyebut, BI akan terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
“Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah,” katanya.
ADVERTISEMENT