Gubernur BI: Lembaga Bank hingga Asuransi Mungkin Bisa Digantikan AI

16 September 2023 15:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI), Perry Warjiyo, memprediksi kemungkinan lembaga perbankan hingga asuransi bisa digantikan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan layanan keuangan digital di masa depan.
ADVERTISEMENT
Perry memastikan pihaknya terus mewaspadai risiko AI terhadap indeks keuangan berkelanjutan. BI tidak hanya fokus pada digitalisasi ekonomi dan keuangan, tetapi juga menyiapkan fundamental yang matang di waktu mendatang.
“Layanan perbankan, asuransi, dan (dana) pensiun tetap ada di masa depan. Tapi lembaga bank, asuransi, (dana) pensiun mungkin bisa digantikan AI dan layanan keuangan digital,” ujar Perry dalam 17th Bulletin of Monetary Economic and Banking International Conference Plenary Session virtual, Sabtu (16/9).
Perry memastikan layanan keuangan saat ini tidak lagi mengandalkan lembaga keuangan. “Tidak ada lagi bank, tidak ada lagi asuransi, tidak ada lagi dana pensiun, karena semua layanan ditawarkan ke kita. Jadi digitalisasi tidak hanya soal pembayaran lintas batas, tapi pengenalan startup, AI dan transformasi layanan keuangan digital,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Perry menilai digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia menjawab tantangan dari disrupsi AI. Di tengah kemunculan AI, BI-Fast dan QRIS adalah contoh transformasi ekonomi digital yang diwadahi BI.
“Kita hanya punya satu QR yaitu QRIS. Kita punya Standar Nasional Open AI Pembayaran (SNAP) dan kita juga mengembangkan standar nasional,” tutur Perry.
Tak hanya AI, Perry menyebut pengembangan bisnis dan sistem akademik juga ikut berubah. Kecerdasan buatan juga telah hadir dalam keuangan digital.
“Namun ketika AI muncul dalam layanan keuangan digital, apakah kita percaya pada keuangan mikro sebagai fundamental bank? Suplai dan demand? Faktor risiko? Ini adalah era digitalisasi yang sangat baru dan sangat cepat,” ujar Perry.