Gubernur BI Prediksi Rupiah Menguat ke Rp 15.800 per Dolar AS di Kuartal IV 2024

24 April 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo memprediksi nilai tukar rupiah akan bertengger di level Rp 16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) hingga kuartal III 2024. Kemudian menguat di level Rp 15.800 per dolar AS di kuartal IV.
ADVERTISEMENT
"Kami meyakini rupiah akan tetap stabil di sekitar Rp 16.200 di kuartal II ini, dan akan menguat ke arah rata-rata Rp 16.000 di kuartal III, dan bahkan akan menguat rata-rata Rp 15.800 pada kuartal IV-2024," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
Perry menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate pada April ini sebesar 25 basis poin (bps) menjadi Rp 6,25 persen dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya risiko global.
"BI Rate naik 25 bps itu untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan meningkatnya risiko global ke arah potensial risk agar tetap stabil ke depannya. Dan juga untuk pre-emptive dan forward looking untuk memastikan sasaran inflasi 2,5 persen plus 1 persen," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) menguat ke level tertinggi 106,25 pada tanggal 16 April 2024 atau mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan dengan level akhir tahun 2023.
Perry menjelaskan, kuatnya indeks nilai tukar dolar memberikan tekanan depresiasi kepada hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar rupiah. BI mencatat yen Jepang dan dolar New Zealand masing-masing melemah 8,91 persen dan 6,12 persen year to date (ytd).
Sementara mata uang kawasan, seperti baht Thailand dan won Korea masing-masing melemah 7,88 persen dan 6,55 persen secara ytd.
Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia. Melalui intervensi di pasar valas secara spot dan DNDF, pembelian SBN dari pasar sekunder apabila diperlukan, pengelolaan likuiditas secara memadai, maupun langkah-langkah lain yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
"Strategi operasi moneter pro-market melalui instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI terus dioptimalkan guna menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri," tandasnya.