Gubernur BI Sampaikan Arah Kebijakan BI 2025 untuk Jaga Rupiah

6 Desember 2024 10:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan hasil asesmen, proyeksi dan tantangan perekonomian serta arah bauran kebijakan pada PTBI 2024. Foto: Dok. Bank Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan hasil asesmen, proyeksi dan tantangan perekonomian serta arah bauran kebijakan pada PTBI 2024. Foto: Dok. Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) membeberkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan yang ditargetkan tumbuh 4,8 persen hingga 5,6 persen. Untuk kebijakan moneter, akan tetap difokuskan pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro-stability and growth).
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan moneter di tahun depan akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas dan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sasaran dan target tersebut dicapai dengan empat instrumen pokok. Pertama, kebijakan suku bunga secara forward looking dan pre-emptive untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan Pemerintah, yakni pada rentang sasaran 2,5 plus/minus 1 persen pada tahun 2025 dan 2026.
BI saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6 persen. Perry menilai, hal ini dilakukan karena meningkatnya dinamika global. Namun, Perry membuka peluang untuk penurunan lebih lanjut, sejalan dengan terkendalinya laju inflasi di Indonesia. Ke depan, BI akan merespons suku bunga dengan dinamika ekonomi global maupun domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Kedua, kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah akan tetap sejalan dengan pencapaian sasaran inflasi dan mendukung stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dari dampak rambatan global.
"Nilai tukar rupiah tahun 2025 akan dijaga stabil dengan komitmen tinggi BI, juga dengan fundamental yang baik, inflasi rendah, imbal hasil menarik, dan pertumbuhan tinggi," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024, Jumat (29/11).
Ketiga, operasi moneter pro-market untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan Bank Indonesia, masuknya aliran portofolio asing, stabilitas nilai tukar Rupiah, serta pendalaman pasar uang dan pasar valas. Sejalan dengan itu, penerbitan instrumen moneter pro-market seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tenor 6, 9, dan 12 bulan serta Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) tenor 1 dan 3 bulan akan dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Keempat, menjaga kecukupan cadangan devisa untuk mendukung kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, didukung dengan pengelolaan lalu lintas devisa sesuai kaidah internasional. Per Oktober 2024, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar USD 151,2 miliar, naik dari posisi pada akhir September 2024 yaitu sebesar USD 149,9 miliar.
"Keempat, kecukupan cadangan devisa dijaga, pengelolaan lalu lintas devisa sesuai kaidah internasional. Instrumen penempatan valas DHE (Devisa Hasil Ekspor) SDA akan terus kami perluas, sehingga menarik bagi para eksportir," tambahnya.