Gubernur BI Sebut Suku Bunga Bisa Turun dari 6,25 Persen, Kapan?

20 Juni 2024 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (20/3). Foto: Ave Airizaa Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (20/3). Foto: Ave Airizaa Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI), Perry Warjiyo, menyebut ada kemungkinan suku bunga acuan turun dari posisi 6,25 persen. BI pada Juni ini memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen. Angka ini bertahan sejak April 2024.
ADVERTISEMENT
"Pertanyaannya apakah ke depan ada ruang suku bunga BI turun? Ya, masih ada," kata Perry saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Juni, Kamis (20/6).
Perry mengungkapkan penurunan itu bisa terjadi dengan syarat salah satunya tidak ada kondisi ketegangan geopolitik.
"Karena kalau tidak ada masalah global, ketegangan politik, tidak ada persepsi terhadap sustainability fiskal, mestinya itu ruang penurunan suku bunga akan terbuka," ujar Perry.
Pada awal Maret lalu, Perry mengatakan ada potensi BI rate bisa turun di semester II 2024. Hal itu mengacu pada terkendalinya inflasi di dalam negeri. Namun dalam dua bulan setelah itu, terjadi dinamika global yang membuat rupiah tertekan.
"Contohnya dua bulan lalu kita sudah menakar FFR akan turun, tapi kita potensial risk enggak akan turun. Tapi waktu itu yang terjadi adalah ketegangan geopolitik, sehingga itu mendasari jika enggak ada ketegangan geopolitik dan ketidakpastian FFR, mestinya enggak perlu menaikkan BI rate," kata Perry.
ADVERTISEMENT
PadaApril lalu, BI justru memutuskan menaikkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. Perry bilang, kondisi inflasi Indonesia yang terkendali, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih terjaga, membuat ada ruang agar dilakukan penurunan BI rate.
"Tapi sabar, karena ketidakpastian pasar keuangan global sehingga kita tempo hari (April) menaikkan BI rate 25 bps dan suku bunga SRBI dinaikkan," jelas Perry.