Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Gula Pasir Mulai Sulit Dicari di Ritel, Kemendag Beberkan Penyebabnya
9 Februari 2022 13:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pasokan gula pasir dikabarkan sulit dicari di ritel-ritel modern. Kelangkaan itu terjadi sejak awal tahun 2022 ini. Berdasarkan pantauan kumparan, kelangkaan gula ini terjadi di ritel -ritel modern di wilayah Mojokerto, Jawa Timur dan Ciamis, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Kemendag , Isy Karim, menjelaskan kelangkaan gula pasir di ritel modern disebabkan karena harga beli yang tinggi dari pedagang besar, sehingga tidak bisa dijual dengan harga sesuai harga acuan yang sudah ditetapkan Kementerian Perdagangan.
“Terjadinya kekosongan stok gula di beberapa ritel modern disinyalir karena harga beli yang tinggi dari distributor atau pedagang besar (seharga) Rp 12.300 per kg, sehingga gula tidak dapat dijual dengan harga Rp 12.500 per kg sesuai dengan harga acuan, sehingga terjadi kekhawatiran dari peritel,” jelas Isy kepada kumparan, Rabu (9/2).
Adapun harga acuan gula pasir diatur di dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 07 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.
ADVERTISEMENT
Dalam Permendag tersebut, ditetapkan harga acuan pembelian gula di petani yakni sebesar Rp 9.100 per kg, sedangkan harga acuan penjualan di konsumen seharga Rp 12.500 per kg.
Sebagai langkah mitigasi atas persoalan tersebut, lanjut Isy, Dirjen Perdagangan telah meminta pabrik gula untuk mengeluarkan stoknya dan secara intensif memonitor pengeluaran gula dari gudang pabrik.
“Termasuk harga jual gula dari distributor, agar pergerakan harganya tidak wajar, di samping tengah dilakukan evaluasi besaran harga acuan gula yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan,” pungkasnya.