Guru Besar UI Anggap Hilirisasi di RI Sudah On The Track

19 Februari 2025 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Dewan Guru Besar FEB UI Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, S.E., M.E. menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Dewan Guru Besar FEB UI Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, S.E., M.E. menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah sedang menggencarkan kebijakan hilirisasi. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Telisa Aulia, menilai hilirisasi yang dijalankan pemerintah sudah berada di jalur yang tepat untuk mengurangi kebergantungan terhadap harga komoditas.
ADVERTISEMENT
“Ya, memang sudah on the track hilirisasi dan lain sebagainya yang disampaikan. Itu sebetulnya tujuannya untuk mengurangi kebergantungan (terhadap harga komoditas),” kata Telisa dalam acara kumparan The Economics Insight di Hotel Westin Jakarta, Rabu (19/2).
Selain hilirisasi, pemerintah juga sedang menjalankan program Makan Bergizi Gratis yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga. Menurut Telisa, program ini memiliki potensi besar untuk mengubah pola pengeluaran rumah tangga.
“Makan bergizi gratis itu akan menambah konsumsi seharusnya ya. Kemudian bisa men-save yang tadinya pengeluaran orang tua untuk makanan anaknya itu bisa di-save untuk apa? Itu kan bisa direalokasi oleh rumah tangga sendiri,” jelas Telisa.
Telisa menjelaskan kebijakan stimulus seperti Makan Bergizi Gratis seharusnya dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga sesuai dengan teori ekonomi. Namun, ia juga menekankan dampaknya tidak dapat dirasakan dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa dampak kebijakan tidak dapat langsung dirasakan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, percepatan efek positifnya menjadi tantangan yang harus diatasi.
“Tadi kan disampaikan Pak Luhut, ini gak bisa sehari-dua hari langsung kita rasakan dampaknya. Tapi bagaimana caranya PR kita supaya ini cepat ya, cepat dirasakan efek positifnya kepada konsumsi. Nah, di satu sisi ada dampak negatif dari penurunan government spending ini, mau enggak mau kan ada hal yang dikurangi dan itu juga akan impact ke konsumsi,” ujar Telisa.
Untuk memastikan kebijakan ini berjalan dengan optimal, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga dalam mendorong percepatan dampak positif dari kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT