Gus Yahya: NU Ingin Jadi Bagian dari Pembangunan IKN

5 Februari 2022 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH Yahya Cholil Staquf. Foto: Dok:  YouTube Islam and Liberty Network
zoom-in-whitePerbesar
KH Yahya Cholil Staquf. Foto: Dok: YouTube Islam and Liberty Network
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara mempunyai visi yang sejalan dengan Nahdlatul Ulama (NU), yaitu untuk membangun peradaban umat. Untuk itu, Gus Yahya menegaskan NU akan menjadi bagian dari pembangunan IKN di Kalimantan Timur tersebut.
ADVERTISEMENT
“Nahdlatul Ulama ingin ikut serta menjadi bagian dari pembangunan ibu kota negara yang baru karena NU ingin menghidupi semangat untuk ikut serta membangun peradaban,” ujar Gus Yahya saat Harlah NU ke-96 di Labuan Bajo NTT, Sabtu, (5/2).
Gus Yahya menjelaskan, penyelenggaraan harlah NU ke-96 ini dilakukan di empat lokasi di Indonesia dan salah satunya adalah di Balikpapan. Dia ingin menghadirkan Nahdlatul Ulama untuk ambil bagian dari pembangunan IKN.
Gus Yahya tanda tangani piagam pencanangan kantor PBNU di IKN, Minggu (30/1). Foto: YouTube/TV NU
“Balikpapan kita pilih karena kita tahu bahwa Presiden dengan dukungan sebagian besar stakeholder bangsa ini ingin membangun satu Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur,” ujar Gus Yahya.
“Maka penting NU hadir di Kalimantan Timur, hadir di Balikpapan dan di ibu kota negara yang baru, karena untuk membangun peradaban kita harus mulai dengan semangat ikut serta membangun masa depan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan mengapa Labuan Bajo dijadikan lokasi selanjutnya untuk penyelenggaraan harlah NU ke-96 ini adalah karena NTT menurutnya mempunyai potensi kekayaan maritim yang luar biasa. Dan itu merupakan modal utama dari pembangunan peradaban umat di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan.
“Watak peradaban nusantara adalah maritim, peradaban kita adalah masyarakat dengan karakter maritim. Ini adalah modal dasar yang sangat berharga bagi kita semua,” tegasnya.