Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Hadir di Indonesia, Gotrade Mungkinkan Investor Beli Saham AS Hanya USD 1
18 April 2022 10:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
Iklim investasi di Tanah Air terus tumbuh dan menyentuh berbagai kalangan. Tak hanya para profesional, milenial dan Gen Z pun turut andil dalam pertumbuhan tersebut.
Itu artinya, investasi dapat dilakukan oleh siapa saja. Selama terdapat platform yang memudahkan calon investor untuk menanamkan modalnya, semakin kondusif pula iklim investasi di Indonesia.
Melihat hal tersebut, Gotrade mengumumkan peluncuran Gotrade Indonesia. Sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk membeli saham secara fraksional, para calon investor dapat menanamkan modalnya di berbagai perusahaan raksasa di Amerika Serikat (USA) mulai dari USD 1 saja. Tesla, Apple, dan Google termasuk tiga di antara perusahaan besar tersebut.
Gotrade telah bermitra dengan Valbury Asia Futures, Bursa Berjangka Jakarta, serta Rumah Kliring Berjangka Indonesia. Kerja sama ini juga sudah diatur oleh Bappebti, sehingga akses ke pasar saham AS semakin mudah.
Semua perdagangan dikirim ke Alpaca Securities LLC —broker-dealer berlisensi FINRA di USA— dan dieksekusi pada Penawaran serta Penawaran Terbaik Nasional sesuai dengan peraturan US Securities Exchange Commission. Saat perdagangan dieksekusi langsung di USA, semua kontrak di Gotrade seluruhnya didukung oleh saham nyata yang dipegang di Amerika Serikat. Pengaturan ini akan diawasi oleh Bappebti agar perjalanannya sesuai peraturan yang berlaku.
Mudahkan pengguna untuk investasi
Diluncurkan secara global pada September 2021, Gotrade telah menarik 500 ribu pengguna tanpa mengandalkan pemasaran. Hingga saat ini, para investor telah melakukan transaksi senilai lebih dari USD 400 juta dollar dengan jumlah trade sebanyak 5 juta trade.
Pada 2022, Gotrade berhasil mengumpulkan USD 15,5 juta dalam putaran seri A yang dipimpin oleh Velocity Capital Fintech Ventures. Putaran investasi ini juga diikuti partisipasi dari investor seluruh dunia, seperti Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), BeeNext, Kibo Ventures, Picus Capital, LocalGlobe, Social Leverage, dan Raptor.
Kehadiran Gotrade di Indonesia juga dilatarbelakangi oleh biaya reksadana yang sering melebihi 5 persen. Dengan jumlah sebesar itu, para investor kerap mengalami return yang sedikit.
Bila sebelumnya masyarakat harus menggunakan pialang saham asing atau pialang derivatif lokal untuk investasi di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, para pengguna Gotrade dapat mulai berinvestasi dengan pecahan 9 desimal. Misalnya, jika Tesla diperdagangkan pada USD 1.000 per lembar saham, pengguna Gotrade dapat membeli 1/1.000 saham Tesla dengan USD 1 saja.
Gotrade tidak membebankan biaya komisi pada trade mereka. Perusahaan akan mendapatkan pemasukan dengan membebankan 0,50 persen hingga 1,20 persen dalam biaya FX (jumlahnya tergantung dari mata uang asal) ketika pengguna memilih untuk deposit dengan mata uang lokal yang kemudian dikonversikan menjadi dolar AS untuk diperdagangkan.
Bergabungnya para veteran di Gotrade
Bersama dengan peluncuran Gotrade Indonesia, Gotrade mengumumkan bahwa Andrew Haryono diakui sebagai salah satu pendiri perusahaan. Andrew adalah Komisaris Valbury Group, perusahaan konglomerasi keuangan di Indonesia yang memiliki produk sekuritas, derivatif, dan manajemen modal.
“Andrew telah terlibat sejak awal bisnis pada tahun 2019 dan telah berperan penting dalam membantu kami mencapai kesuksesan kami sejauh ini. Bersama Valbury dan peluncuran Gotrade Indonesia, kami dapat membawa kemitraan ini ke tingkat yang baru dan semua orang merasa sudah waktunya untuk mengenalinya atas peran penting yang ia lakukan,” kata pendiri Gotrade, Rohit Mulani.
“Tim di Gotrade memiliki misi untuk sepenuhnya membangun investasi (yang mudah) bagi jutaan orang Indonesia. Saya telah berkecimpung di industri ini selama lebih dari 20 tahun, tetapi begitu saya bertemu dengan tim pada tahun 2019, saya tahu bahwa ini adalah tim yang akan mengubah industri ini. Saya senang menjadi bagian dari tim di Gotrade dan bersemangat untuk menjadi bagian dari fase berikutnya dari pertumbuhan pesat perusahaan ini,” lanjut Andrew Haryono.
Selain co-founder baru, Andrew Haryono memiliki lebih dari 23 tahun pengalaman jasa keuangan. David Grant yang dulunya merupakan CEO Charles Schwab Singapura juga turut bergabung dalam perusahaan ini. Grant telah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun pada sektor broker ritel.
Gotrade juga mengumumkan masuknya 2 eksekutif senior: Tan Hui Lynn dan Jeremy Ng. Keduanya akan menjalankan peran sebagai General Counsel dan Chief Financial Officer Gotrade.
Sebelum bergabung dengan Gotrade, Tan merupakan mitra di Zaid Ibrahim & Co, firma hukum terkemuka Malaysia. Ng sebelumnya adalah financial controller untuk Asia Pasifik di Oanda sebelum mengambil peran barunya.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Gotrade