Harbolnas Bisa Kerek Ekonomi, Tapi Daya Beli Masyarakat Belum Tentu Naik

12 Desember 2021 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pickers atau pengambil barang di sebuah E-Commerce do Warehouse, Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/12/2021). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Pickers atau pengambil barang di sebuah E-Commerce do Warehouse, Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/12/2021). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Jelang akhir tahun, berbagai diskon bertebaran terutama di platform belanja online melalui Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) seperti yang jatuh pada hari ini. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan Harbolnas 12.12 dapat memberikan kontribusi secara tidak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Yusuf, Harbolnas bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) melalui sektor informasi dan komunikasi. Ia melihat fenomena adanya peningkatan penggunaan internet masyarakat pada saat Harbolnas 12.12 untuk keperluan berbelanja secara daring.
“Sehingga pertumbuhan sektor telekomunikasi pada PDB di kuartal IV nanti akan melanjutkan tren pertumbuhan positifnya dan secara tidak langsung akan ikut berkontribusi terhadap perekonomian,” jelas Yusuf pada kumparan, Minggu (12.12).
Sektor lain menurut Yusuf yang juga akan mendapatkan dampak positif dari Harbolnas 12.12 ini adalah pada sektor pergudangan dan transportasi. Yusuf menilai selama Harbolnas 12.12 terjadi peningkatan operasional baik di sektor pergudangan dan transportasi.
Ilustrasi belanja online. Foto: Shutterstock
Hal ini bisa terjadi karena barang yang dipesan online tentu perlu diantar melalui beragam jasa pengantar, dan sama seperti jasa telekomunikasi di atas. Secara tidak langsung, kata dia, akan memberikan kenaikan kinerja dari beragam perusahaan jasa pengiriman ini, dan pada muaranya akan ikut berkontribusi terhadap perekonomian.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Yusuf menganggap Harbolnas 12.12 ini tidak berdampak banyak pada daya beli atau konsumsi rumah tangga masyarakat.
“Kalau kita melihat kontribusi belanja daring terhadap konsumsi rumah tangga masih relatif kecil, kontribusinya baru sekitar 4 persen terhadap total konsumsi nasional,” ujar Yusuf.
Ekonom (CORE) Indonesia lainnya, Piter Abdullah, mengatakan sulit untuk memperkirakan dampak Harbolnas 12.12 terhadap daya beli masyarakat.
Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
“Harbolnas atau adanya diskon tidak akan memengaruhi uang yang kita miliki atau daya beli kita. Misal kita gak punya uang, terus ada diskon 80 persen, apakah kemudian daya beli kita naik? Kita tetap saja gak punya uang, yang artinya gak punya daya beli,” kata Piter saat dihubungi terpisah.
Piter mengatakan Harbolnas memang bisa mendorong tingkat konsumsi masyarakat, tapi bagi masyarakat yang memang punya uang. “Mendorong belanja bagi mereka yang punya daya beli,” ucap dia.
ADVERTISEMENT