Harga Ayam Anjlok Akibat Corona, Ratusan Ribu Peternak Terancam Rugi Rp 2 T

22 April 2020 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Dampak merebaknya virus corona di Indonesia kian meluas ke segala sektor. Efek buruk pandemi itu ke sektor ekonomi kini turut dirasakan oleh ratusan ribu peternak ayam.
ADVERTISEMENT
Mereka saat ini menghadapi persoalan lesunya permintaan terhadap daging ayam dari sektor-sektor yang sebelumnya telah lebih dulu terpukul, seperti perhotelan hingga restoran.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Singgih Januratmoko mengatakan, ratusan ribu peternak kini tengah berada di ambang kebangkrutan. Merebaknya virus corona yang berdampak pada jatuhnya harga daging ayam, membuat mereka merugi hingga Rp 2 triliun dalam 3 bulan terakhir.
"Ratusan ribu peternak terdampak, usaha di ambang bangkrut karena stok banyak, pasar tinggal 50 persen dan harga turun. Rugi 3 bulan ini bisa Rp 2 triliun," ujar Singgih kepada kumparan, Rabu (22/4).
Kondisi itu membuat para peternak kemudian mengosongkan kandang dan membagikan ayam secara cuma-cuma. Mengenai hal ini, juga diakui oleh Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional, Alvino.
Ilustrasi Ayam Potong. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Ketidakmampuan peternak membeli pakan dan rendahnya permintaan membuat mereka melakukan hal tersebut. Bahkan ada juga yang sampai memusnahkan ayam lantaran belum bisa dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
"Daripada ayamnya mati akhirnya ayam hidupnya dibagi-bagikan ke warga dan korban banjir. Dan ada juga peternak yang membuang atau memusnahkan ayam di kandang karena tidak mampu lagi beli pakan, karena ayamnya yang masih pada kecil-kecil karena belum bisa dikonsumsi oleh manusia," ujar Alvino, Rabu (22/4).
Menurutnya, harga ayam di kandang bahkan sempat menyentuh Rp 5.000 per kilogram. Ia juga mengakui merosotnya permintaan sejak masa penanganan virus corona dimulai.
"Harga ayam hidup di kandang hancur sempat menyentuh Rp 5.000 per kg. Kita sudah tidak memikirkan lagi bibit, obat dan yang lainnya, karena ayam yang ada di kandang saja kita bingung mau diapakan. Daripada mati, kalau sudah layak dikonsumsi manusia mendingan dibagi-bagikan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dituturkan oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam, Sugeng Wahyudi. Masalah itu diperparah karena sebelum pandemi menyerang, para peternak telah lebih dulu mengalami kelebihan pasokan.
Saat ini, setidaknya ada 14 juta ekor ayam tiap minggunya yang dihasilkan para peternak. Dengan berat rata-rata 1,6 kg dan angka kerugian Rp 8.000 per kg, mereka terancam merugi ratusan miliar per minggunya.
"Ada sekitar 14 juta per minggu milik peternak mandiri, baik yang besar, sedang maupun kecil dengan berat rata-rata 1,6 kg. Dari jumlah itu dikalikan minimal Rp 8.000 per kg," jelasnya.