Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Harga Batu Bara Diproyeksi Tembus USD 153 per Ton di Akhir 2024
17 Oktober 2024 18:13 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan harga bursa ICE Newcastle, harga batu bara untuk Oktober 2024 naik USD 1,5 menjadi USD 148,2 per ton, sedangkan November 2024 diprediksi meningkat USD 1,5 menjadi USD 150,9 per ton, dan Desember 2024 diestimasi meningkat USD 1,5 menjadi USD 153,4 per ton.
Harga batu bara pada penutupan perdagangan Rabu (16/10) untuk kontrak pengiriman Oktober turun 0,10 persen menjadi USD 145.95 per ton.
Sementara itu, target produksi batu bara nasional tahun 2024 sebesar 922 juta ton. Melansir laman MODI Kementerian ESDM, per 4 Oktober 2024, produksi batu bara mencapai 601,69 juta ton atau mencapai 84,75 persen dari target tahun ini.
Peningkatan produksi dan ditambah kenaikan harga batu bara baru-baru ini membuat banyak perusahaan tambang batu bara dan perusahaan supporting lainnya berupaya untuk memaksimalkan kinerjanya.
ADVERTISEMENT
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, Meina Wulansari Yusniar, menyarankan perlunya strategi yang efektif untuk menentukan tarif jasa angkutan batu bara agar tidak terjadi lonjakan signifikan yang justru merugikan dunia usaha.
"Dengan adanya strategi yang efektif , perusahaan dapat menentukan harga yang lebih kompetitif untuk layanan mereka," kata Meina dalam keterangannya, Kamis (17/10).
Dia menambahkan, tarif pengangkutan dan transshipment penting dalam perencanaan logistik dan pengangkutan untuk memperkirakan biaya keseluruhan pengiriman barang, termasuk batu bara atau komoditas lainnya.
Menurut Laporan Market Research yang disusun oleh Universitas Lambung Mangkurat, beberapa komponen yang menentukan tarif angkutan batu bara antara lain jarak pengiriman dan rute, yang mempertimbangkan kondisi kapal dan pelabuhan serta kompleksitas jalur tujuan.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga fluktuasi harga minyak yang memengaruhi biaya bahan bakar kapal, yang berdampak langsung pada biaya pengiriman mengingat bahan bakar merupakan komponen biaya utama dalam pengoperasian jasa pengangkutan laut dan transshipment.
"Juga stabilitas politik dan regulasi di negara asal dan tujuan memengaruhi biaya logistik. Konflik regional atau perubahan kebijakan impor/ekspor dapat meningkatkan risiko dan biaya. Regulasi lingkungan yang ketat juga dapat menambah biaya operasional," jelasnya.
Dia menambahkan, berdasarkan survei pasar pada tahun 2024, tarif pengangkutan batu bara di Kalimantan Timur berkisar antara Rp 72.000 – Rp260.000 per metrik ton, Kalimantan Tengah Rp 53.000 – Rp 301.000 per metrik ton, Kalimantan Selatan Rp 41.000 – Rp 360.000 per metrik ton, Sumatera Selatan Rp 50.000 – Rp 190.000 per metrik ton, dan Jambi Rp 130.500 – Rp 250.000 per metrik ton.
ADVERTISEMENT
Sementara tarif transshipment berdasarkan area adalah Rp 32.788-Rp 40.986 per metrik ton untuk Pelabuhan Taboneo, Rp 24.591-Rp 32.788 per metrik ton untuk kawasan Sumatra, dan Rp 32.788-Rp 40.986 per metrik ton untuk area Muara Berau.
Beberapa tarif tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 di mana tahun lalu tarif pengangkutan batubara di Kalimantan Timur berkisar antara Rp 72.000 – Rp 260.000 per metrik ton, di Kalimantan Tengah Rp 50.000 – Rp 301.000 per metrik ton, Kalimantan Selatan Rp 40.000 – Rp 320.000 per metrik ton.
Selanjutnya, Rp 48.000 – Rp 190.000 per metrik ton di Sumatera Selatan, dan Rp 130.500 – Rp 250.000 per metrik ton di area Jambi. Sedangkan untuk tarif transshipment berkisar antara Rp 30.000-Rp 39.850 per metrik ton untuk Pelabuhan Taboneo, Rp 23. 910-Rp 31. 880 per metrik ton untuk kawasan Sumatra, dan Rp 31.880-Rp 39.860 per metrik ton untuk area Muara Berau.
ADVERTISEMENT
"Peningkatan harga batu bara harus ditopang dengan logistik yang memadai," pungkasnya.