Harga Batu Bara Metalurgi Turun, Laba Alamtri Tergerus (ADRO) 16% ke Rp 22,5 T

5 Maret 2025 11:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Adaro. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adaro. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) meraup laba bersih USD 1,38 miliar atau setara Rp 22,5 triliun (kurs Rp 16.344 per Dolar AS) sepanjang 2024. Laba ini turun 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya USD 1,64 miliar.
ADVERTISEMENT
Penurunan laba terjadi karena pendapatan usaha Alamtri juga turun. Tercatat, pendapatan usaha perusahaan milik Garibaldi 'Boy' Thohir ini tercatat USD 2,08 miliar, turun 3 persen dibandingkan perioden 2023 yaitu USD 2,13 miliar.
"Kenaikan pencapaian operasional ini di-offset dengan penurunan 16 persen pada harga jual rata-rata (ASP), karena harga batu bara metalurgi terus melemah," kata Presiden Direktur & CEO ADRO, Garibaldi Thohir lewat keterangan resmi dikutip Rabu (5/3).
Meski begitu, produksi dan penjualan batu bara metalurgi di PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) meningkat masing-masing 30 persen dan 26 persen atau 6,63 juta ton dan 5,62 juta ton.
Sebuah truk pengangkut pasir melintas di area tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
Sementara itu, beban pokok pendapatan turun 5 persen menjadi USD 1,20 miliar. Sayangnya, beban pertambangan naik 26 persen menjadi USD 147 juta karena didorong kenaikan volume.
ADVERTISEMENT
Pengupasan lapisan penutup tercatat naik 26 persen menjadi 23,55 juta bcm (bank cubic meter) dan nisbah kupas 3,55x, selaras dengan panduan sebelumnya.
Di samping ADMR, segmen operasi Alamtri berasal dari PT Saptaindra Sejati di mana volume produksi anak usaha tersebut naik 6 persen menjadi 64,76 juta ton. Sementara volume pengupasan lapisan penutup turun 10 persen menjadi 201,53 juta bcm.
"Kami terus mempertahankan fokus pada keunggulan operasional dan pengendalian biaya di tengah kondisi makro yang dinamis," katanya.
Di bisnis energi hijau dan terbarukan, Boy Thohir mengatakan ADRO juga terus berkomitmen untuk melanjutkan inisiatif tersebut. Pada akhir 2024, kapasitas pembangkit tenaga surya mencapai 835.027 MWh usai bertambahnya solar PV di anak usaha, PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) di Kelanis sebesar 203.832 MWh.
ADVERTISEMENT
Pembangkit listrik ADRO lewat MSW mencapai faktor ketersediaan (AF) sebesar 99,82 persen sehingga AF rata-rata 2024 mencapai 92,92 persen, di atas target yang ditetapkan. Untuk AF PT Tanjung Power Indonesia (TPI) pada 2024 sebesar 83,6 persen sementara AF PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) mencapai 85,06 persen.