Harga Batu Bara Turun Usai China-India Kurangi Impor, Minyak & Nikel Melesat

28 Juni 2024 8:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menurunkan batu bara dari truk pasokan di halaman di pinggiran Ahmedabad, India. Foto: REUTERS/Amit Dave
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menurunkan batu bara dari truk pasokan di halaman di pinggiran Ahmedabad, India. Foto: REUTERS/Amit Dave
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah naik, Kamis (27/6), di tengah kekhawatiran mengenai gangguan pasokan minyak mentah global seiring meningkatnya tekanan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa, serta peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin AS.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 1,34 persen menjadi USD 86,39 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,04 persen menjadi USD 81,74 per barel.
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara turun tipis pada penutupan perdagangan Kamis. Harga batu bara berdasarkan situs tradingeconomics menurun 0,3 persen dan menetap di USD 132,60 per ton.
Batu bara di bursa Newcastle turun ke level USD 130 per ton karena lemahnya permintaan China dan India, konsumen batu bara terbesar di dunia. Kedua negara diperkirakan akan mengurangi impor mereka pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya.
China telah membuat kemajuan dalam meningkatkan pengukuran kandungan karbon dalam produk-produknya. Sementara Menteri Batubara Federal India G. Kishan Reddy juga mengumumkan rencana untuk mengurangi impor batu bara dan meningkatkan produksi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
CPO
Seorang pekerja migran Indonesia, Ari Rohman, mendorong gerobak saat mengumpulkan tandan buah segar kelapa sawit saat panen di sebuah perkebunan di Banting, Selangor, Malaysia, 10 Juni 2022. Foto: Hasnoor Husain/ Reuters
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada penutupan perdagangan Kamis. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO naik tipis 0,46 persen menjadi MYR 3.895 per ton.
Kenaikan harga CPO tertahan oleh lemahnya ekspor. Intertek Testing Services dan AmSpec Agri mengatakan pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Juni kemungkinan turun antara 16,1 hingga 16,9 persen. Sementara SGS mencatat ekspor pada periode tersebut sebesar 908.517 metrik ton, turun dibandingkan periode sebulan lalu sebesar 949.451 ton.
Di India, importir utama CPO membeli 500.000 ton minyak bunga matahari untuk pengiriman Juni, karena persaingan antara pemasok Rusia dan Ukraina menjadikannya lebih murah dibandingkan minyak kedelai dan minyak sawit.
Nikel
Adapun harga nikel terpantau naik pada penutupan perdagangan Kamis. Harga nikel berdasarkan situs tradingeconomics menguat 1,34 persen menjadi USD 17.285 per ton.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Tambang Nikel Indonesia Foto: Masmikha/Shutterstock
Nikel kembali merosot karena dana investasi melikuidasi posisi buy di tengah menguatnya dolar AS dan lemahnya data manufaktur dari China. Terhentinya produksi di Kaledonia Baru, dan potensi penghentian izin di Indonesia, harga Nikel turun tajam.
Para analis memperkirakan tantangan yang sedang berlangsung akibat kelebihan pasokan pasar, memperkirakan total stok nikel primer akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada tahun 2024, sehingga membatasi pemulihan harga yang signifikan pada Mei lalu menembus USD 21.000 per ton.
Timah
Sementara itu, harga timah juga terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Kamis. Berdasarkan London Metal Exchange (LME), harga timah menguat 0,61 persen menjadi USD 32.208 per ton.