Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Harga BBG Jadi Rp 4.500 Bebani Biaya Operasional TransJakarta, Tarif Naik?
11 Mei 2022 21:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menanggapi kenaikan harga Bahan Bakar Gas (BBG) di sektor transportasi menjadi Rp 4.500 setara 1 liter premium (LSP) mulai 1 Mei 2022. Sebelumnya, harga BBG yaitu Rp 3.100 LSP.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Komunikasi Korporasi dan CSR TransJakarta, Iwan Samariansyah, mengakui bahwa kenaikan harga BBG ini dapat berpengaruh kepada beban biaya operasional TransJakarta.
Walaupun demikian, kewenangan kenaikan tarif TransJakarta bukan ranah pihaknya, melainkan ada di tangan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Iwan berkata, kenaikan harga BBG memang tidak akan berpengaruh langsung kepada tarif.
"Kalau biaya operasional mungkin saja kan ada kenaikan biaya operasional, cuma karena bus yang menggunakan BBG juga tidak banyak, jadi tidak signifikan kenaikannya," jelas Iwan saat dihubungi kumparan, Rabu (11/5).
Iwan melanjutkan, saat ini jumlah bus TransJakarta yang menggunakan BBG hanya 52 unit dari total kurang lebih 3.000 unit. Kebanyakan unit bus TransJakarta masih menggunakan bahan bakar fosil atau solar, serta ada yang memakai bus listrik.
"Rencana secara bertahap kita alihkan ke yang lebih ramah lingkungan. Sebetulnya kita senang dengan konversi bahan bakar gas, cuma komponen onderdilnya agak susah kalau ada kerusakan sulit kita peroleh gantinya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan, informasi mengenai kenaikan BBG dari pemerintah kepada pihak TransJakarta hanya sekadar melalui surat edaran. Iwan mengakui, pihaknya hanya bisa mematuhi kebijakan tersebut.
"Mau diapain lagi, protes kan enggak bisa, paling kita melakukan penyesuaian terhadap biaya operasional kita sehari-hari, tidak banyak ya karena hanya kecil sekali jumlahnya," kata Iwan.
Iwan mengungkapkan, dampak kenaikan harga BBG kepada biaya operasional TransJakarta diperkirakan berkisar antara 1-2 persen saja, mengingat jumlah bus yang berbahan bakar gas hanya 52 unit tadi.
Sebelumnya, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno, menilai dampak dari kenaikan harga BBG ini akan terasa pada tarif angkutan umum.
Djoko menuturkan, tarif angkutan umum bisa ikut terkerek naik, sebab harga bahan bakar termasuk ke dalam komponen Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Angkutan Umum. Saat ini, beberapa angkutan umum di Jakarta yang menggunakan BBG adalah bus TransJakarta, taksi, dan bajaj.
ADVERTISEMENT
"BBM adalah bagian dr komponen BOK yang berujung pada tarif. Otomatis akan berpengaruh pada besaran tarif angkutan," jelasnya saat dihubungi kumparan, Rabu (11/5).