Harga BBM Diminta Tak Naik Hingga Juni 2024 Dinilai Untungkan Rakyat Kecil

2 Maret 2024 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, di Hotel Mercure Sabang, Kamis (25/1/2023).  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, di Hotel Mercure Sabang, Kamis (25/1/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) tidak menaikkan harga BBM, termasuk yang nonsubsidi hingga Juni 2024. Padahal, penyesuaian harga biasanya dilakukan setiap bulan melihat fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, berpendapat harga BBM nonsubsidi masih bisa ditahan hingga Juni 2024. Sebab kenaikan harga minyak mentah dan kurs belum signifikan.
"Kenaikan harga minyak mentah hanya berkisar 2 persen dibanding Maret tahun lalu. Sementara pelemahan rupiah baru 2,65 persen year on year. Jadi belum terjadi beban dari sisi impor BBM ke Pertamina yang berlebihan," jelas Bhima kepada kumparan, Sabtu (2/3).
Bhima menilai kebijakan itu diperlukan demi masyarakat, terutama kelas bawah dan menengah, yang sedang dihantam mahalnya harga beras dan komoditas pangan lainnya.
"Kalau ditambah penyesuaian harga BBM nonsubsidi, repot juga konsumsi rumah tangga efeknya bisa tumbuh lebih rendah tahun ini. Sementara kelas menengah menyumbang 35,2 persen konsumsi secara nasional," tutur Bhima.
Pengendara kendaraan bermotor mengantre membeli bahan bakar di SPBU Pertamina di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Di sisi lain, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan pihaknya masih mengevaluasi faktor yang memengaruhi perubahan harga BBM, yaitu harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS)/Argus, harga minyak mentah, serta nilai tukar rupiah.
ADVERTISEMENT
Menurut Irto, harga MOPS, nilai tukar rupiah, dan tren harga minyak mentah saat ini masih fluktuatif. Jika ada tren kenaikan namun harga BBM tidak ikut naik, maka ada potensi pendapatan bakal tergerus.
"Bila tidak adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi, sementara MOPS dan kurs naik, tentunya akan mengoreksi potensi revenue perusahaan," ungkap Irto saat dihubungi kumparan, Sabtu (2/3).
Pertamina sudah menahan harga BBM nonsubsidi dua kali, Februari dan Maret 2024. Saat ini, harga Pertamax dibanderol Rp 12.950 per liter, Pertamax Green 95 Rp 13.900 per liter, Pertamax Turbo Rp 14.400 per liter, Dexlite Rp 14.550 per liter, dan Pertamina Dex Rp 15.100 per liter.
Irto melanjutkan, Pertamina juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) terkait kenaikan tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Untuk kawasan DKI Jakarta sendiri, tarifnya masih di 5 persen.
ADVERTISEMENT
"Untuk sementara harga BBM nonsubsidi hari ini 1 Maret 2024 tidak ada perubahan, jadi masih sama dengan harga sebelumnya," tutur Irto.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan upaya menahan kenaikan harga BBM ini demi kelancaran aktivitas masyarakat. Permintaan tersebut disampaikan di depan Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro.
"Kita masih menahan agar BBM tidak naik, terutama pada semester awal 2024 ini. Enggak boleh naik, Pak Wiko, jadi supaya aktivitas masyarakat tidak terganggu," ujar Arifin saat Peresmian Tajak Sumur Infill dan Clastic di Blok Cepu, Bojonegoro, Jumat (1/3).
Arifin mengatakan, pemerintah masih perlu menstabilkan kondisi usai Pilpres 2024, terutama di tengah masih mahalnya harga beras yang dikeluhkan masyarakat.
ADVERTISEMENT