Harga Bitcoin Melonjak Lagi, Transaksi di RI Tembus Rp 475,13 T dalam 10 Bulan

7 Desember 2024 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah koin cryptocurrency yaitu Bitcoin, Ethereum, DogeCoin, Ripple, Litecoin. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah koin cryptocurrency yaitu Bitcoin, Ethereum, DogeCoin, Ripple, Litecoin. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Harga kripto Bitcoin melonjak secara drastis dalam beberapa waktu belakangan melampaui USD 100.000 atau sekitar Rp 1,58 miliar. Ke depan, beberapa analis juga memperkirakan harga Bitcoin akan meneruskan peningkatan hingga USD 120.000 di kuartal pertama 2025.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Coinmarketcap pada Sabtu (12/7), harga Bitcoin dalam mata uang Rupiah berada di Rp 1.581.765.874.
Selain itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat lonjakan signifikan dalam total transaksi aset kripto mencapai Rp 475,13 triliun sepanjang Januari hingga Oktober 2024. Hal ini mengartikan peningkatan 352,89 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Selain itu, angka ini melampaui total transaksi pada 2022 dan 2023 yang yang masing-masing tercatat sebesar Rp 306,4 triliun dan Rp 149,3 triliun. Salah satu faktor yang mempengaruhi lonjakan ini adalah kemenangan Donald Trump dan penunjukan tokoh pro-crypto seperti Paul Atkins untuk menggantikan Gary Gensler sebagai ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan lonjakan ini juga membuat banyak investor merasa khawatir ketinggalan momentum (FOMO) soal apakah mereka sudah terlambat berinvestasi.
ADVERTISEMENT
"Memang, banyak yang merasa terintimidasi melihat harga yang sudah tinggi, tapi bagi investor jangka panjang, Bitcoin masih memberikan peluang. Apakah harganya sudah terlalu tinggi? Itu tergantung pada pandangan investor terhadap perkembangan masa depan kripto. Jika investor percaya pada teknologi blockchain dan potensi adopsi kripto global, saat ini mungkin masih menjadi waktu yang baik untuk berinvestasi,” ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (7/12).
Ilustrasi bitcoin. Foto: Shutter Stock
Fyqieh mengingatkan agar para investor yang mempertimbangkan pembelian Bitcoin dapat memiliki strategi jangka panjang. Selain itu, investor juga diharap tidak impulsif berdasarkan pergerakan harga jangka pendek.
“Bagi investor yang mempertimbangkan untuk membeli Bitcoin, penting untuk memiliki strategi jangka panjang dan menghindari keputusan impulsif berdasarkan pergerakan harga jangka pendek. Bitcoin, meskipun volatile, tetap menjadi aset yang menarik bagi mereka yang ingin berinvestasi dalam teknologi blockchain dan melihat kripto sebagai bagian dari portofolio investasi yang lebih besar,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal mengungkap terdapat peningkatan volume tiga kali lipat di Tokocrypto yang mencapai hampir USD 2 juta.
Ilustrasi Tokocrypto. Foto: Dennis Diatel/Shutterstock
“Momentum bullish ini tidak hanya mendorong peningkatan volume transaksi, tetapi juga menarik lebih banyak investor baru ke industri kripto,” ungkap Iqbal.
Iqbal bilang kenaikan harga Bitcoin yang mencapai 131 persen year to date (YTD) sejak awal tahun menjadi faktor meningkatnya minat investor terhadap aset kripto.
“Lonjakan harga Bitcoin sering kali menjadi pintu masuk bagi investor untuk mengeksplorasi aset digital lainnya. Ini tidak hanya meningkatkan volume perdagangan, tetapi juga memperkuat pertumbuhan ekosistem kripto secara keseluruhan,” pungkasnya.