Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Harga Burung di Pasar Pramuka: dari Puluhan Ribu sampai Jutaan Rupiah
19 Juli 2017 13:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Burung hias yang dijual di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur memiliki banyak ragam dan jenis. Harganya pun berbeda-beda. Salah satu pedagang burung di Pasar Burung Pramuka, Wandi, menjelaskan karakteristik burung menentukan harga jual dari burung tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yang bikin mahal burung itu karena keunikannya, karakteristiknya," ujar Wandi saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Pasar Burung Pramuka, Rabu (19/7).
Lebih lanjut Wandi menjelaskan, karakteristik burung yang dimaksud, seperti warna bulu burung, cuitan atau siulan burung, ukuran badan burung, hingga jenis burung.
Dia mencontohkan, burung kenari lokal bakalan warna putih seharga Rp 100.000 per ekor sedangkan untuk warna sunkist atau orange dipatok harga Rp 80.000 per ekor.
Untuk jenis burung dengan siulan yang bagus saat ini, menurut Wandi dipegang oleh burung murai batu. Seekor burung murai batu biasanya dijual seharga Rp 4 juta per ekor. Jika siulannya semakin bagus bisa mencapai Rp 7,5 juta per ekor.
"Penampilannya semakin menarik warnanya, ukurannya, terus cuitannya kalau semakin bagus ya semakin mahal. Apalagi untuk jenis impor yang lebih mahal dari lokal karena jenisnya lebih bagus," terang Wandi.
ADVERTISEMENT
Untuk perbedaan harga juga terjadi pada jenis burung impor dengan lokal, Wandi mencontohkan, burung kenari Taiwan harganya bisa dua kali lipat dari burung kenari lokal. Untuk burung kenari Taiwan dipatok dengan harga Rp 500.000 per ekor, sedangkan burung kenari lokal Rp 200.000 hingga Rp 250.000 per ekor.
Di tempat yang sama, kumparan (kumparan.com) bertemu dengan beberapa orang pecinta burung hias yang sering mengikuti ajang perlombaan burung bercuit. Ardan, salah satunya. Dia menjelaskan, di kalangan pecinta burung hias, semakin banyak seekor burung memenangi kontes perlombaan maka semakin mahal burung tersebut dijual ke pecinta lainnya.
"Di kita (kalangan pecinta burung hias) kalau burungnya semakin menang tentu semakin mahal, ada prestisiusnya jadi mahal, seperti kucing, anjing kan semakin dia menang ya semakin mahal," terang Ardan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ardan, dia dan kawan-kawannya tak ragu jika harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk mendapatkan satu ekor jenis burung dengan kualitas yang lebih bagus. Karena burung bisa dijadikan investasi, asalkan perawatannya tidak sembarangan.
"Kalau perawatannya bagus tentu burungnya kualitasnya bagus juga, jadi benar-benar disayang, jadi enggak cepat mati kalau bagus kualitasnya kan dijual juga pasti mahal. Bisa jadi investasi kan," pungkas Andi.
Berikut harga burung hias di Pasar Pramuka, Jakarta Timur:
Burung cucak hijau jantan Rp 500.000 per ekor,
Burung cucak hijau betina Rp 300.000 per ekor,
Burung jalak putih Rp 2,5 juta per pasang,
Burung kenari lokal bakalan Rp 100.000 per ekor,
Burung kenari Taiwan Rp 500.000 per ekor,
ADVERTISEMENT
Burung love bird Rp 250.000-Rp 850.000 per ekor,
Burung murai batu Rp 4 juta-7,5 juta per ekor,
Anakan burung murai batu Rp 1 juta per ekor.