Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Harga CPO Diprediksi Terus Meningkat Imbas Pasokan Melambat
6 Maret 2025 20:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengungkapkan produksi minyak nabati global pada 2025 diperkirakan hanya bertambah 2,1 juta ton. Jauh lebih kecil dibandingkan kenaikan produksi soybean oil atau minyak kedelai yang mencapai 4 juta ton.
Eddy mengatakan produksi CPO mengalami perlambatan akibat profil usia tanaman yang semakin tua. Pada Rabu (5/3), harga CPO berdasarkan situs tradingeconomics turun 0,79 persen menjadi MYR 4.383 per ton.
“Harga minyak sawit dan minyak nabati utama lainnya mengalami kenaikan karena lambatnya pertumbuhan pasokan minyak sawit akibat age profile yang cenderung menua, turunnya output minyak bunga matahari akibat kekeringan dan rendahnya stok kanola,” kata Eddy dalam konferensi pers di Ayana Ballroom Jakarta, Kamis (6/3).
ADVERTISEMENT
Di sisi konsumsi, permintaan minyak nabati global juga menunjukkan perlambatan. Konsumsi hanya diperkirakan naik 1,9 juta ton pada 2025, turun drastis dibandingkan kenaikan 8,7 juta ton pada 2024.
"Konsumsi minyak sawit global diperkirakan akan turun 1 juta ton di tahun 2025," ujar Eddy.
Terbatasnya pasokan juga diperparah dengan penurunan ekspor. Ekspor minyak nabati global diperkirakan turun sekitar 0,6 juta ton. Sedangkan ekspor minyak sawit global diprediksi turun 0,4 juta ton atau penurunannya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ekspor terbesar terjadi dari Indonesia dan Malaysia, karena banyak importir yang beralih ke minyak nabati lainnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono melaporkan produksi CPO pada Desember 2024 mencapai 3,87 juta ton, turun 10,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara total, produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) sepanjang 2024 tercatat sebesar 52,76 juta ton, lebih rendah 3,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Penurunan produksi ini berdampak pada stok minyak sawit yang semakin menipis. Hingga akhir 2024, stok CPO dan PKO tercatat 2,58 juta ton, turun 18,06 persen dibandingkan akhir 2023.
"Dengan mempertimbangkan tren produksi dan konsumsi domestik, termasuk kebijakan biodiesel, produksi minyak sawit Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 53,6 juta ton," kata Mukti.
Dari sisi ekspor, sepanjang 2024 terjadi penurunan sebesar 2,68 juta ton, dengan ekspor ke China dan India mengalami penurunan terbesar. Sebaliknya, ekspor ke Pakistan dan Timur Tengah mengalami kenaikan.
"Penurunan terbesar terjadi untuk tujuan China sebesar 2,38 juta ton, India sebesar 1,13 juta ton," ungkap Mukti.