Harga Daging Sapi Impor Rp 120 Ribu per Kg, Lebih Murah dari Daging Lokal

23 Maret 2023 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembeli melihat daging sapi di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Rabu (22/3/2023). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pembeli melihat daging sapi di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Rabu (22/3/2023). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Harga daging sapi impor di Pasar Jaya Pondok Labu, Jakarta, terpantau stabil seharga Rp 120 ribu per kg. Sementara daging sapi lokal seharga Rp 135 ribu.
ADVERTISEMENT
Tito, pedagang daging sapi menyebutkan harga daging relatif stabil meskipun telah memasuki bulan Puasa. Namun, ia mengeluhkan pasokan daging sapi mulai menipis. Tito sendiri menjual daging sapi tidak jauh dari harga beli, karena jika menaikkan harga terlalu drastis, dagangannya seringkali tidak laku.
“Harga stabil di Rp 120 ribu per kilo kalau impor, biasanya dari Brasil atau Australia. Saya lihat mendekati Lebaran nanti, 3-4 hari sebelum, baru biasanya naik. Tapi sekarang saya jual sedikit saja, soalnya stok juga tipis,” kata Tito kepada kumparan, Kamis (23/3).
Ditemui terpisah, Arim, pedagang daging sapi di Pasar Mede, menyebutkan harga ia menjual harga daging sapi lokal dengan kualitas super Rp 140 ribu per kg. Senada dengan Tito, Arim mengatakan tidak mengambil untung banyak karena kekhawatiran kehilangan pelanggan karena dagangan terlalu mahal.
ADVERTISEMENT
Pedagang daging sapi melayani warga yang antre membeli daging di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Rabu (22/3/2023). Foto: Asep Fathulrahman/Antara Foto
“Harga daging sapi Rp 140 ribu per kilonya, yang jenis super. Kalau yang impor Rp 120 ribu. Sudah lama saya jual segitu walaupun dari sananya naik," kata Arim saat ditemui kumparan di Pasar Mede, Fatmawati, Jakarta.
“Jadi untung saya aja yang berkurang dari sebelumnya. Dari sananya udah Rp 135 ribu. Jadi saya ambil untung Rp 5 ribu aja. Soalnya kalau saya naikin pembelinya jadi makin berkurang,” tambahnya.
Arim mengaku jumlah konsumen yang datang ke gerainya mengalami penurunan dibandingkan bulan Ramadhan tahun lalu. Dia menyebutkan kehilangan lebih dari setengah jumlah pelanggan dari tahun lalu.
“Enggak kayak tahun kemarin, dari 100 persen, 70 persennya kurang banyak pelanggannya. Kalau puasa emang ramainya sehabis Ashar, ada yang dateng tapi enggak banyak juga," jelas Arim.
ADVERTISEMENT