Harga Daging Sapi saat Lebaran Diprediksi Tembus Rp 160 Ribu per Kg

21 Maret 2024 19:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pantauan harga daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pantauan harga daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) memprediksi harga daging sapi pada saat Lebaran tahun 2024 ini akan menyentuh Rp 160.000 per kg.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP JAPPDI, Asnawi mengatakan saat ini harga timbang sapi hidup kualitas baik untuk lokal ada di kisaran Rp 49.000 per kg sampai Rp 51.000 per kg. Sedangkan harga jual daging di tingkat pedagang pengecer berkisar Rp 130.000 sampai Rp 150.000 per kg.
"Prediksi harga menjelang Lebaran Idul Fitri berkisar Rp 130.000 sampai Rp 160.000 per kg," kata Asnawi dalam keterangan tertulis kepada kumparan, Kamis (21/3).
JAPPDI juga mencatat pasokan daging sapi Ramadan 2024 ini dari stok sapi eks impor dan daging impor kondisinya tidak sebanyak pada momen Ramadan 2023 dan 2022.
Selain itu, faktor daya beli masyarakat juga berbeda dengan periode Ramadan tahun sebelumnya.
"Meski ketersediaan terbatas, mestinya terjadi gejolak harga namun tidak ada gejolak harga yang berarti, keadaan ini disebabkan lemahnya daya beli masyarakat," kata Asnawi.
ADVERTISEMENT
Adapun tahun 2023 menjadi tahun yang berat bagi peternak karena terjadi wabah penyakit PMK dan LSD. Saat itu, peternak lokal banyak yang mengalami kerugian.
"Mungkin sikap peternak lokal melihat kondisi ini masih terus berlanjut, karena penyakit PMK dan LSD masih belum selesai sehingga kebijakan lalu lintas ternak antar provinsi masih di perketat dan yang masih bisa ada kelonggaran kebijakan pada sisi sapi potong yang ada zona merah bisa masuk ke zona hijau, syarat hanya untuk sapi potong," kata Asnawi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membantah izin impor daging sapi telat yang membuat harganya melambung di pasar karena langka.
Arief bilang, kalau pun harga daging sapi di pasar mahal, itu karena daging sapi mayoritas didatangkan impor, dan harganya sudah mahal dari negara awalnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau harga daging tinggi memang kita itu banyak importasi, importasi hari ini di Australia itu AUD 8,5. Itu angkanya sudah AUD 8,5," kata Arief ditemui di komplek DPR RI, Rabu (13/3).
Faktor lainnya adalah nilai tukar Rupiah yang semakin tertekan atas dolar Amerika. Arief mencatat, nilai tukar Rupiah saat ini di kisaran Rp 15.700, dari periode sebelumnya pernah di level Rp 14.500.
"Untuk dolar Australia (AUD) sudah di atas Rp 10 ribu. Jadi kalau kita ikut tergantung sama impor, konsekuensinya adalah saat currency rate tinggi atau harga di country origin tinggi itu langsung berdampak ke kita," kata Arief.