Harga Emas Mahal Tak Selalu Positif Buat Perusahaan, Ini Kata Hartadinata (HRTA)

21 Maret 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Hartadinata Abadi Tbk menggandeng Kundan Care Product LTD ekspor emas ke India. Foto: Hartadinata Abadi
zoom-in-whitePerbesar
PT Hartadinata Abadi Tbk menggandeng Kundan Care Product LTD ekspor emas ke India. Foto: Hartadinata Abadi
ADVERTISEMENT
Emiten penjual emas batangan dan perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menilai harga emas yang terus naik bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) tidak selalu berdampak positif bagi perusahaan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto, menyebutkan harga emas dunia di pasar spot memang sedang luar biasa dalam 2 pekan terakhir, hampir menyentuh USD 2.200 per troy ounce.
"Dampaknya ke kami, di kalau di industri ini harga naik dan turun sebetulnya itu hal yang biasa, biasanya pemain industri ini ada senang dan tidak senangnya kalau harga naik," ungkapnya saat konferensi pers peluncuran logo baru, Rabu (20/3).
Dampak positifnya, lanjut Sandra, perusahaan bisa membuktikan kepada masyarakat bahwa berinvestasi di logam mulia tidak pernah rugi, sebab harganya akan terus naik di kemudian hari. Dengan begitu, penjualan pun juga terus terkerek.
Sementara dampak negatifnya bagi perusahaan yakni para calon pembeli atau investor akan cenderung menahan diri untuk membeli emas dan menunggu harganya kembali turun atau sampai harganya lebih terjangkau.
Peluncuran logo baru PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Rabu (20/3/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Di sisi lain, kata Sandra, para investor juga cenderung ingin menjual atau buyback ketiga harganya melonjak untuk meraup keuntungan, sehingga perusahaan mau tidak mau harus siap membeli buyback emas tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ritel atau konsumen akhir biasanya kalau harga emas tiba-tiba spike satu atau dua hari, memang dampaknya mereka akan cepat-cepat jual buat dapat cuan lebih, buat pelaku industri mesti siap menerima barang buyback lebih banyak, tapi biasanya tidak berlangsung lama," jelas Sandra.
Sandra mengatakan, berbeda kondisinya jika investor emas yang sudah berpengalaman tidak akan mudah buyback emas, malah akan terus membeli karena situasi ekonomi dan geopolitik dunia yang masih belum menentu.
"Kita sih melihat masyarakat kita semakin smart dalam menabung, kalau dulu simpanan emas harus orang kelas atas, sekarang menengah bawah mulai melek. Punya uang sedikit kita simpan dalam bentuk emas," tuturnya.
Proyeksi Harga Emas
Sandra mengungkapkan, perusahaan memproyeksi harga emas dunia masih akan bertahan di level USD 2.100-2.200 per troy ounce. Namun, harga emas di dalam negeri tergantung fluktuasi nilai tukar.
ADVERTISEMENT
"Kita sih melihat dalam waktu dekat ini masih bertahan di USD 2.100-2.200 per troy ounce, cuma kalau di Indonesia akan tergantung juga dari nilai tukar kita terhadap US dolar, karena bisa saja harga emas dunia turun tapi nilai tukar Rupiah terhadap dolar melemah ya (harga) tetap naik," jelas Sandra.
Sementara sepanjang tahun ini, Sandra juga memandang harga emas masih akan tetap tinggi lantaran belum ada kejelasan bank sentral AS, The Fed, menurunkan suku bunga acuannya, dan situasi geopolitik di Rusia masih belum mereda.
"Jadi kita lihat, di Indonesia sendiri saya berharap kurs Rupiah terhadap US dolar juga menguat, karena saya berharap sih kalau harga emas tidak terlalu tinggi masyarakat juga semakin mampu untuk beli," pungkas Sandra.
ADVERTISEMENT