Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa Usai the Fed Naikkan Suku Bunga

4 Mei 2023 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi emas batangan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi emas batangan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Harga emas terpantau mendekati rekor tertinggi pada pembukaan perdagangan internasional, Kamis (4/5). Hal itu usai Bank Sentral Amerika Serikat, the Fed, menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps).
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,8 persen pada pukul 00.35 GMT. Emas berjangka AS naik 1,3 persen menjadi USD 2.063 atau setara Rp 30.309.596 (kurs Rp 14.692) per ons.
"Di awal sesi, harga emas batangan naik menjadi USD 2.072 per ons dan mendekati level tertinggi sepanjang masa di USD 2.072 pada tahun 2020," tulis laporan tersebut.
Adapun, the Fed menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) sebesar 25 basis poin ke kisaran 5-5,25 persen sesuai ekspektasi pasar keuangan. Tingkat suku bunga ini berada di level tertinggi sejak Agustus 2007 atau selama 16 tahun.
Tingkat kebijakan The Fed saat ini hampir sama seperti krisis keuangan yang tidak stabil pada 16 tahun yang lalu. Mayoritas pejabat The Fed pada bulan Maret cukup membatasi untuk mengembalikan inflasi ke target bank sentral sebesar 2 persen. Inflasi AS saat ini masih lebih dari dua kali lipat dari target tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat menghentikan pengetatan suku bunga pada tahun 2006, The Fed juga berbicara mengenai kebijakan pengetatan tambahan. Pejabat The Fed mempertimbangkan bagaimana dampak kebijakan moneter terakumulasi terhadap perekonomian.
Federal Reserve mengubah kebijakan untuk memulihkan ekonomi AS menuju fase baru, di antaranya melalui kenaikan suku bunga hingga dan mempertimbangkan dampaknya ke kredit dan risiko ekonomi lainnya.
Perubahan suku bunga The Fed saat ini tidak menutup kenaikan lebih lanjut di Juni. Pernyataan Ketua Fed, Jerome Powell, membuat pertanyaan pada pelaku pasar, apakah kenaikan suku bunga akan menjamin ekonomi dalam menghadapi inflasi tinggi, menunjukkan tanda perlambatan, dan risiko kredit dari sederet bank.
“Kami lebih dekat, atau mungkin bahkan di sana,” ujar Powell tentang titik akhir kenaikan suku bunga.
ADVERTISEMENT