news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga Emas Terus Melesat, Saat yang Tepat untuk Investasi?

25 Februari 2020 5:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Selasa (3/9). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Selasa (3/9). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Harga emas terus melesat hingga menembus level Rp 800 ribuan per gram dalam beberapa hari ini. Angka ini, tergolong sebagai angka terbesar sepanjang sejarah investasi emas.
ADVERTISEMENT
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengamini hal itu. Di momen ini, ia mengatakan, adalah saat yang tepat untuk memanen cuan (untung), utamanya bagi para investor untuk menjual emas yang dimiliki.
"Kalau yang masih berencana (membeli emas) mungkin udah agak terlambat ini, harga sudah begitu tinggi. Tapi kalau mau berspekulasi, boleh aja silakan. Kalau untuk yang sudah lama memegang (emas), saatnya panen," ujar Ariston kepada kumparan, Selasa (25/2).
Harga emas per batang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Lebih lanjut, ia menjelaskan, tren kenaikan harga emas diprediksi masih akan bergairah selama paling tidak 2 hingga 3 bulan mendatang. Meski begitu, ia mengingatkan, bagi investor yang mau melakukan spekulasi pembelian perlu mewaspadai stagnan kenaikan harga.
"Problemnya, kenaikan ini sudah mendekati level-level konsisten atau atas. Jadi takutnya, kenaikannya terbatas beberapa ribu lagi kalau orang masuk sekarang. Untuk jualnya kan ada disparitas harga antara buy back dengan harga asli," terang dia.
ADVERTISEMENT
Menyoal kenaikan harga emas yang cukup signifikan, ia menilai, hal tersebut memang tak bisa dilepaskan dari situasi global saat ini. Mulai dari gejolak perang dagang AS-China hingga persebaran wabah corona yang masih belum mereda.
"Harga emas itu terutama karena perdagangan AS dengan China, kemudian ada serangan AS yang membunuh salah satu perwira tinggi Iran, kemudian lanjut ke virus corona sampai sekarang," ujarnya.