Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Harga Gula Melonjak, Pembelian di Minimarket hingga Supermarket Dibatasi
11 November 2023 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan, Sabtu (11/11) gula pasir di Superindo PP TB Simatupang dibanderol seharga Rp 15.990 per kg. Gula pasir yang dijual di sana tersedia dari beberapa merek yakni Superindo 365, Gulaku, dan Rose Brand.
Sayangnya, pembelian gula pasir di Superindo dibatasi. Satu orang pembeli hanya bisa mendapatkan maksimal 2 kg gula.
"Mohon maaf, untuk pembelian gula pasir maksimal 2 kg/customer," tulis pernyataan tersebut.
Hal serupa juga terjadi di Indomaret TB Simatupang. Pembelian gula juga dibatasi satu orang konsumen hanya boleh membeli 2 kg. Adapun harga gula di Indomaret Rp 16 ribu untuk semua merek.
Di Alfamart TB Simatupang, harga gula pasir dibanderol senilai Rp 16 ribu untuk semua merek. Pembelian gula pasir di sini tidak dibatasi.
ADVERTISEMENT
kumparan juga mengunjungi warung kelontong di daerah Pasar Minggu. Pemilik toko, Herman mengatakan harga gula melonjak drastis. Biasanya ia menjual gula pasir senilai Rp 13 ribu per kg, namun kini ia menjual sebesar Rp 16 ribu per kg.
"Dari agennya naik. Kemarin saya beli satu karung Rp 795 ribu. Jadi saya jual per kg itu Rp 16 ribu sekarang," kata Herman kepada kumparan.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi membeberkan biang kerok harga gula bisa melejit sampai Rp 16 ribu per kg.
Alasannya adalah minimnya realisasi impor gula di bawah kuota izin impor yang dikeluarkan pemerintah. Hasilnya, pasokan gula di pasar menipis dan membuat harga gula melambung.
"Kalau mereka kerjakan dengan benar, enggak realisasinya hanya 26 persen, hari ini kita punya stok dengan harga yang bagus," kata Arief saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (8/11).
ADVERTISEMENT
Arief menjelaskan, pemerintah sudah mengeluarkan izin impor kepada perusahaan importir baik itu swasta maupun BUMN. Sayangnya, perusahaan tersebut tidak merealisasikan impor sepenuhnya.
"Sekarang harga tinggi, tanyanya ke Badan Pangan, enggak. Harusnya itu kenapa kemarin enggak importasi. Kan sudah ada izin impornya. Realisasi cuma 26 persen," kata Arief.
Pemerintah akan mengevaluasi perusahaan yang tidak merealisasikan alokasi impor gula mereka dan tidak akan memberi izin impor gula tahun depan.