Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Harga Gula Pasir Terus Meroket, Tembus Rp 18 Ribu per Kilogram
26 November 2023 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wahyu, pemilik warung mengaku, membeli beras dari distributor seharga Rp 810 ribu per karung. Kemudian beras itu ia jual kembali seharga Rp 18 ribu per kg.
"Beli dari sana Rp 810 ribu per karung atau 50 kg. Kalau dibagi Rp 810 ribu dibagi 50 jadinya Rp 16.200 itu modalnya. Terus saya jual Rp 18 ribu," kata Wahyu kepada kumparan, Senin (26/11).
Wahyu bilang, penjualan beras tidak tersendat, meski harganya terus meroket.
Sementara itu, di Alfamart Pasar Minggu, harga gula pasir dibanderol senilai Rp 16 ribu untuk semua merek. Pembelian gula pasir di sini tidak dibatasi.
Kemudian tepat di sebelahnya terdapat Indomaret Pasar Minggu. Pembelian gula juga di sini dibatasi satu orang konsumen hanya boleh membeli 2 kg. Adapun harga gula di Indomaret Rp 16 ribu untuk semua merek.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi membeberkan biang kerok harga gula bisa melejit sampai Rp 16 ribu per kg.
Alasannya adalah minimnya realisasi impor gula di bawah kuota izin impor yang dikeluarkan pemerintah. Hasilnya, pasokan gula di pasar menipis dan membuat harga gula melambung.
"Kalau mereka kerjakan dengan benar, enggak realisasinya hanya 26 persen, hari ini kita punya stok dengan harga yang bagus," kata Arief saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (8/11).
Arief menjelaskan, pemerintah sudah mengeluarkan izin impor kepada perusahaan importir baik itu swasta maupun BUMN. Sayangnya, perusahaan tersebut tidak merealisasikan impor sepenuhnya.
"Sekarang harga tinggi, tanyanya ke Badan Pangan, enggak. Harusnya itu kenapa kemarin enggak importasi. Kan sudah ada izin impornya. Realisasi cuma 26 persen," kata Arief.
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan mengevaluasi perusahaan yang tidak merealisasikan alokasi impor gula mereka dan tidak akan memberi izin impor gula tahun depan.