Harga Jagung untuk Pakan Ternak Naik Akibat Kekeringan

4 September 2018 9:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen jagung (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen jagung (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
ADVERTISEMENT
Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia berdampak pada produksi jagung. Selain itu, area tanam yang tidak luas juga menjadi penyebab lain produksi jagung menurun.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Soya mengatakan, menurunnya produksi jagung khususnya jagung pakan ternak mengakibatkan harga jagung meningkat. Harga jagung pakan saat ini sudah mencapai lebih dari Rp 5.000 per kilogram (kg).
“Sejak awal Agustus kemarin harga jagung sudah lebih dari Rp 5.000 per kg. Mungkin di kisaran Rp 5.000 sampai Rp 5.200 per kg,” katanya saat dihubungi kumparan, Selasa (4/9).
Padahal, di periode panen pertama, yakni sekitar bulan Maret hingga April, produksi jagung terpantau baik dengan proyeksi sekitar 60 persen dari target 30 juta ton di tahun ini. Maxdeyul mengatakan kalau harga jagung sebelumnya juga tergolong normal, yakni berkisar Rp 3.700 hingga Rp 3.800 per kg.
ADVERTISEMENT
“Setelah Bulan April, sekitar Bulan Juni kita sudah masuk ke musim kekeringan. Lahan yang selama ini digunakan untuk tanam jagung banyak kena kekeringan, sehingga tidak bisa lagi ditanam jagung karena tidak ada air,” tambahnya.
Meski begitu, Maxdeyul menjelaskan masih ada beberapa wilayah yang lahannya diperkirakan masih bisa menghasilkan jagung pakan pada panen Bulan Agustus dan Bulan September ini. Adapun beberapa wilayah tersebut ada di Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kediri.
“Ini setiap tahun memang begini. Hanya saja kali ini lebih ekstrem. Nah, diharapkan ke depan pemerintah sudah mampu mengatasi kondisi seperti ini dengan melakukan pompanisasi air tanah pada lahan tanam jagung, sehingga tidak gagal kalau musim kemarau,” tutupnya.
ADVERTISEMENT