Harga Kelapa Bulat Mulai Turun, Dijual Rp 15.000-20.000 per Butir

13 Mei 2025 17:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelapa ijo. Foto: Lovenish/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kelapa ijo. Foto: Lovenish/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Harga kelapa bulat di sejumlah pasar tradisional terpantau mulai kembali turun, setelah sempat melonjak tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
ADVERTISEMENT
Di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, kelapa kini dijual seharga Rp 20.000 per butir, turun dari harga tertingginya pada pekan lalu Rp 30.000 per butir.
“Sempat naik (jadi) Rp 30.000 kan, sekarang harganya turun lagi,” ujar Sita, salah satu pedagang kelapa bulat sekaligus kelapa parut di Pasar Mayestik kepada kumparan, Selasa (13/5).
Sita menjelaskan bahwa asal kelapa yang dijualnya kerap berganti, mengikuti pasokan dari wilayah penghasil. “Sekarang Lampung, kalau sebelum Lebaran kemarin saya ambilnya dari Bali,” tambahnya.
Biasanya, harga kelapa bulat itu berkisar Rp 10.000 hingga Rp 18.000 per butir, tetapi karena waktu itu stoknya sempat menipis, Sita membenarkan bahwa harganya juga naik.
“Iya memang sempat naik, padahal biasanya mah harganya gak tinggi. Terus (sekarang) stoknya juga aman, kemaren aja yang sedikit,” ucap Sinta.
ADVERTISEMENT
Meski harga sudah menurun, Sita mengaku di Pasar Mayestik ini pembeli kelapa masih belum seramai biasanya. “Sekarang masih sepi sih. Tapi saya tetap beli kelapa buat stok dan dijual. Habis nggak habis, tetap belanja (kelapa) lagi,” lanjutnya.
Sementara di Pasar Sore Kebayoran, Jakarta Selatan, harga kelapa bulat saat ini berada di harga lebih kecil yaitu dibanderol Rp 15.000 per butir, sedangkan kelapa parut dijual seharga Rp 10.000 per butir. Pedagang di sana juga membenarkan bahwa beberapa waktu lalu harga kelapa sempat menyentuh Rp 30.000 per butir.
“Stoknya sih sekarang aman, tapi waktu itu di sini memang sempat naik,” ujar Prapto, salah satu pedagang kelapa.
Prapto menjelaskan bahwa kelapa yang dijualnya saat ini didatangkan dari daerah Palembang. Seiring dengan penurunan harga kelapa, ia menyebut bahwa penjualan sudah kembali normal.
ADVERTISEMENT
“Kadang kelapa bulat yang nggak diparut itu (yang beli) banyak, dari (kelapa) yang muda sampai tua, yang biasanya buat es. Kalau kelapa parut itu biasanya yang beli dikit, kadang-kadang belinya pesan bukan di pasar ini langsung,” jelas Prapto.
Sebelumnya, Ketua Harian HIPKI, Rudy Handiwidjaja, membenarkan harga kelapa bulat naik setidaknya sejak pertengahan tahun 2024 lalu. Harganya sempat menembus Rp 25.000-30.000 per butir, dari kondisi normal Rp 8.000-10.000 per butir.
Rudy menjelaskan bahwa mahalnya harga kelapa bulat dipengaruhi oleh kondisi kemarau panjang akibat El Nino tahun lalu, yang menyebabkan banyak cikal bakal buah kelapa rontok sehingga hanya sedikit yang bisa tumbuh dan berkembang.
Selain itu, pasokan kelapa bulat yang tersendat di berbagai negara turut mendorong lonjakan harga, karena negara-negara seperti China, Filipina, Thailand, hingga Malaysia ramai-ramai mengimpor kelapa dari Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya minat konsumsi kelapa sebagai bagian dari tren gaya hidup sehat.
ADVERTISEMENT