Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Harga Kelapa Naik Karena Diekspor, Paling Banyak Diborong China
3 Mei 2025 19:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Harga kelapa bulat merangkak naik sejak akhir tahun lalu. Kenaikan ini dipicu oleh sejumlah faktor seperti ekspor, penurunan produksi akibat El Nino, hingga kebutuhan pasar global yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Harga kelapa bulat di tingkat pasaran mencapai Rp 25 ribu per butir. Sementara harga rata-rata normal atau sebelum kenaikan Rp 8 ribu per butir.
Kebutuhan pasokan global membuat Indonesia mengekspor kelapa butir ke berbagai negara. Pasar utama ekspor kelapa bulat yaitu China.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2025 ekspor kelapa bulat (segar) meningkat 29,84 persen (Month to Month/MoM). Ekspor tersebut paling banyak ke China dan Vietnam.
Ekspor kelapa segar ke China pada Februari 2025 mencapai 68.065 ton dengan nilai USD 29,5 juta. Pangsa pasar lainnya yaitu Vietnam, Thailand, dan Malaysia yang masing-masing sebanyak 2.180 ton, 550 ton, dan 280 ton.
Data BPS ini diperkuat dengan data dari media China, Xinhuanet yang mencatat Bea Cukai China mengumumkan izin ekspor kelapa segar dari Indonesia pada November 2024.
ADVERTISEMENT
Batch pertama kelapa segar seberat 200 kilogram yang diimpor dari Indonesia tiba di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Tiongkok timur, pada hari Sabtu (12/4).
Kedatangan kelapa impor tersebut merupakan hasil dari kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin erat antara Tiongkok dan Indonesia tahun ini, yang menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara.
Berdasarkan data bea cukai, nilai perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia untuk pertama kalinya melebihi 1 triliun yuan (sekitar 138,72 miliar dolar AS) pada tahun 2024.
Pada Januari dan Februari 2025, nilai perdagangan tersebut mencapai 172,57 miliar yuan, naik 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menunjukkan tren kenaikan impor kelapa segar. Pasar impornya menjadi semakin terdiversifikasi, sekarang termasuk Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
ADVERTISEMENT
Permintaan pasar China yang besar menyediakan ruang ekspor yang luas untuk kelapa dari Indonesia, yang merupakan salah satu produsen kelapa terbesar di dunia.
Kesepakatan Ekspor Kelapa Segar Indonesia-China
Pada 8-9 November 2024 di Beijing, Presiden Prabowo dan Presiden China XI Jinping menghasilkan 7 kesepakatan kerja sama. Salah satu dari 7 kesepakatan itu adalah Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke Tiongkok.
Protokol Fitosanitari ini membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor kelapa segar ke Tiongkok, yang memiliki permintaan tinggi terhadap buah-buahan tropis.
Protokol ini memastikan bahwa produk kelapa dari Indonesia memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan oleh Tiongkok.
Dengan akses pasar yang lebih luas, Indonesia diperkirakan bisa meningkatkan nilai ekspor di sektor pertanian, yang punya peran penting dalam perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT
Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa nilai ekspor buah tropis Indonesia mencapai miliaran dolar setiap tahunnya, dan berpotensi terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan global.
Berikut rincian 7 Kesepakatannya:
1. Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke Tiongkok;
2. Pedoman Kerja Teknis untuk Mempromosikan Perikanan Tangkap Berkelanjutan;
3. Memorandum Saling Pengertian tentang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Biru;
4. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Sumber Daya Mineral;
5. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Mineral Hijau;
6. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Bidang Sumber Daya Air; dan
7. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Penilaian Kesesuaian.
Presiden Prabowo juga turut menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (MoU) dengan nilai mencapai 10,07 miliar dolar AS (setara dengan 157,64 Triliun Rupiah) yang menunjukkan komitmen Indonesia dan Tiongkok untuk memperluas kerja sama investasi di berbagai sektor yang sejalan dengan program prioritas pemerintah, antara lain energi terbarukan, transformasi digital, industri kimia, otomotif, dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Produksi Dalam Negeri Terganggu
Ketua Harian Himpunan Pengelolaan Kelapa Indonesia (HIPKI), Rudy Handiwidjaja, membenarkan harga kelapa bulat naik setidaknya sejak pertengahan tahun 2024 lalu. Kini harganya sudah menembus Rp 25.000-30.000 per butir, dari kondisi normal Rp 8.000-10.000 per butir.
"Di pasar tradisional sudah semahal itu, dari Rp 8.000, Rp 10.000, naik pelan-pelan menjadi Rp 16.000, Rp 20.000, sekarang sudah Rp 20.000 sampai Rp 25.000, bahkan ada yang Rp 30.000," ungkapnya saat dihubungi kumparan, Sabtu (3/5).
Rudy menjelaskan mahalnya kelapa bulat ini dipengaruhi kondisi kemarau yang lebih panjang imbas El Nino pada tahun lalu. Akibatnya, cikal bakal buah kelapa banyak yang rontok sehingga hanya sedikit buah yang bisa berkembang.
Faktor selanjutnya, lanjut dia, adalah seretnya pasokan kelapa bulat yang melanda seluruh dunia. Akhirnya negara seperti China, Filipina, Thailand, hingga Malaysia ramai-ramai mengimpor kelapa dari Indonesia. Hal ini ditambah animo konsumsi kelapa yang semakin tinggi untuk gaya hidup.
ADVERTISEMENT
"Mereka akan membeli kelapa di Indonesia, dia akan kejar sampai mereka dapat. Harga berapa pun akan dibeli. Ya, karena itu di industri juga terasa, kemudian di masyarakat juga, konsumen-konsumen yang dari pasar-pasar tradisional itu juga mereka terasa," tegas Rudy.