news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Harga Komoditas: Batu Bara Ambles 1,6 Persen, Timah Cenderung Stagnan

19 Maret 2025 8:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak di tengah laut. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak di tengah laut. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Harga komoditas mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Selasa (18/3), kecuali timah yang cenderung stagnan, naik tipis 0,15 persen.
ADVERTISEMENT
Minyak mentah menurun usai terdapat kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, sementara batu bara semakin ambles di USD 97 per ton imbas kelebihan pasokan. Berikut rangkumannya dari berbagai sumber.
Minyak Mentah
Harga minyak mentah turun sekitar 1 persen pada Selasa, karena Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas langkah-langkah untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina, yang dapat mengakibatkan kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap ekspor bahan bakar Rusia.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent (LCOc1) berjangka turun 0,7 persen menjadi USD 70,56 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,0 persen menjadi USD 66,90 per barel.
Putin menyetujui usulan Trump agar Rusia dan Ukraina berhenti menyerang infrastruktur energi satu sama lain selama 30 hari. Bahkan jika AS dan Rusia berhasil mencapai gencatan senjata di Ukraina, beberapa analis mengatakan kemungkinan akan memakan waktu lama sebelum ekspor energi Rusia meningkat secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara semakin menurun pada penutupan perdagangan Selasa. Harga batu bara berdasarkan tradingeconomics turun 1,67 persen dan menetap di USD 97,1 per ton.
Foto udara aktivitas tempat penampungan batu bara di tepi Sungai Batanghari, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (20/6/2024). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Harga batu bara Newcastle kembali anjlok menjadi level terendah hampir empat tahun karena pembatasan produksi tertentu tidak cukup untuk mengatasi kelebihan pasokan. China mengumumkan produksinya akan meningkat 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025 setelah mencatat rekor pada tahun 2024.
Selain itu, produksi Indonesia naik ke rekor tertinggi 836 juta ton pada tahun 2024, 18 persen di atas target. Akibatnya, Glencore mencatat banyak produsen batu bara Australia, yang khususnya berdampak pada mutu Newcastle, sedang mempertimbangkan untuk melakukan pengurangan produksi karena harga yang lebih rendah mengurangi margin.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) anjlok pada penutupan perdagangan Senin (17/3). Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO turun 4,52 persen menjadi MYR 4.371 per ton.
Harga minyak sawit berjangka Malaysia anjlok karena para pedagang mengamankan keuntungan. Tanda-tanda ekspor yang lemah terus berlanjut, dengan surveyor kargo melaporkan pengiriman dalam 15 hari pertama Maret turun antara 7,5 dan 10,1 persen dari bulan sebelumnya. Sementara itu, data industri menunjukkan ekspor Februari menyusut 16,27 persen ke level terendah empat tahun sebesar 1 juta ton.
Tandan buah segar kelapa sawit. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Untuk membatasi kerugian lebih lanjut, pembeli utama China meluncurkan "rencana aksi khusus" untuk meningkatkan konsumsi, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Sementara itu, produksi industri China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada awal tahun 2024, dan penjualan eceran naik paling tinggi sejak Oktober.
ADVERTISEMENT
Nikel
Harga nikel terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Selasa. Harga nikel berdasarkan tradingeconomics turun 1,06 persen menjadi USD 16.237 per ton.
Harga nikel berjangka merangkak naik karena pasar mempertimbangkan besarnya pemotongan produksi di Indonesia akan melawan pasar yang kelebihan pasokan. Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mengurangi kuota penambangan nikel sebesar 120 juta ton pada tahun 2025, cukup untuk mengurangi pasokan global sebesar 35 persen.
Namun, keengganan pembeli untuk memicu rebound mengindikasikan bahwa nikel mungkin tetap kelebihan pasokan, karena stok di gudang LME tetap lebih dari dua kali lipat dari satu tahun lalu di hampir 200 ribu ton. Sementara itu, permintaan manufaktur yang diukur oleh kedua PMI Tiongkok meningkat pada bulan Februari, membatasi tekanan bearish.
ADVERTISEMENT
Timah
Sementara itu, harga timah terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Selasa. Berdasarkan situs London Metal Exchange (LME), harga timah naik tipis 0,15 persen menjadi USD 35.240 per ton.