Harga Komoditas: Batu Bara, Nikel dan Timah Anjlok di Atas 2 Persen

10 Juni 2024 8:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak turun tipis pada Jumat (7/6), karena investor mempertimbangkan jaminan OPEC+ terhadap data pekerjaan AS terbaru yang menurunkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen USD 79,62 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2 sen menjadi USD 75,53 per barel.

Batu Bara

Sedangkan harga batu bara kembali merosot pada penutupan perdagangan Jumat. Menurut situs tradingeconomics, harga batu bara turun 2,13 persen menjadi USD 133 per ton.
Batu bara di bursa Newcastle turun di bawah level USD 140 per ton, didorong oleh proyeksi penurunan permintaan batu bara metalurgi di China selama tiga tahun berturut-turut. Penurunan ini disebabkan oleh stagnasi pada sektor properti dan infrastruktur.

CPO

Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menguat pada penutupan perdagangan Jumat. Menurut situs tradingeconomics, harga CPO naik 0,38 persen menjadi MYR 3.976 per ton.
ADVERTISEMENT
Harga CPO sudah naik sekitar 6,45 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan komoditas ini.

Nikel

Adapun harga nikel mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat. Harga nikel menurut situs tradingeconomics terpantau anjlok 2,7 persen dan menetap di USD 18.031 per ton.
Harga nikel dipicu oleh kekhawatiran gangguan pasokan. Kerusuhan meletus di Kaledonia Baru, wilayah luar negeri yang dikuasai Perancis dan menyimpan sekitar 20-30 persen cadangan nikel dunia, sehingga Perancis mengumumkan keadaan darurat minimal 12 hari pada tanggal 15 Mei.

Timah

Sementara itu, harga timah juga mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat. Harga timah menurut situs tradingeconomics terpantau melemah 2,32 persen dan berakhir di USD 31.452 per ton.
ADVERTISEMENT
Harga timah dipengaruhi kuatnya permintaan dan penurunan pasokan. Eksportir terbesar, Indonesia, memicu kekhawatiran akan ketatnya pasokan secara global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal I 2024, yang diperburuk oleh kekhawatiran gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini.