Harga Komoditas: Batu Bara Turun, Minyak Mentah hingga CPO Menguat

2 Juli 2024 8:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak mentah naik pada Senin (1/7), di tengah harapan meningkatnya permintaan selama liburan musim panas di belahan bumi utara, dan kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah dapat menyebar dan mengurangi pasokan minyak global.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Brent berjangka naik 1,9 persen menjadi USD 86,60 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,3 persen menjadi USD 83,38 per barel.

Batu Bara

Sedangkan harga batu bara turun tipis pada penutupan perdagangan Senin. Harga batu bara berdasarkan situs tradingeconomics menurun 0,83 persen dan menetap di USD 132.10 per ton.
Batu bara di bursa Newcastle turun ke level USD 130 per ton karena lemahnya permintaan China dan India, konsumen batu bara terbesar di dunia. Kedua negara diperkirakan akan mengurangi impor mereka pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya.
China telah membuat kemajuan dalam meningkatkan pengukuran kandungan karbon dalam produk-produknya. Sementara Menteri Batubara Federal India G. Kishan Reddy juga mengumumkan rencana untuk mengurangi impor batu bara dan meningkatkan produksi dalam negeri.
ADVERTISEMENT

CPO

Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) melesat pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO naik 1,74 persen menjadi MYR 3.984 per ton.
Minyak sawit berjangka Malaysia melonjak di atas MYR 3.900 per ton, di tengah persaingan minyak yang lebih kuat di Dalian dan CBoT. Pada saat yang sama, kemungkinan buruknya produksi masih terjadi di tengah cuaca kering di Asia Tenggara.
Sebagai negara produsen utama di Indonesia, pemerintah memperkirakan akan menerapkan program biodiesel minyak sawit B40 pada tahun 2025, yang membatasi kenaikan adalah data dari surveyor kargo Intertek Testing Services yang menunjukkan pengiriman produk minyak sawit Malaysia pada bulan Juni turun 11,8 persen menjadi 1.306.689 ton.

Nikel

Harga nikel terpantau naik pada penutupan perdagangan Senin. Harga nikel berdasarkan situs tradingeconomics menguat 0,89 persen menjadi USD 17.445 per ton.
ADVERTISEMENT
Nikel kembali merosot karena dana investasi melikuidasi posisi buy di tengah menguatnya dolar AS dan lemahnya data manufaktur dari China. Terhentinya produksi di Kaledonia Baru, dan potensi penghentian izin di Indonesia, harga Nikel turun tajam.
Para analis memperkirakan tantangan yang sedang berlangsung akibat kelebihan pasokan pasar, memperkirakan total stok nikel primer akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada tahun 2024, sehingga membatasi pemulihan harga yang signifikan pada Mei lalu menembus USD 21.000 per ton.

Timah

Sementara itu, harga timah juga terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan London Metal Exchange (LME), harga timah menguat 0,49 persen menjadi USD 32.900 per ton.