Harga Komoditas Lesu di Perdagangan Perdana 2025

3 Januari 2025 8:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operator menyalurkan slag atau limbah nikel ke dalam wadah untuk dibawa ke tempat penampungan khusus Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di kawasan pertambangan PT Vale Indonesia, Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
zoom-in-whitePerbesar
Operator menyalurkan slag atau limbah nikel ke dalam wadah untuk dibawa ke tempat penampungan khusus Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di kawasan pertambangan PT Vale Indonesia, Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
ADVERTISEMENT
Memasuki awal tahun 2025, harga komoditas terpantau lesu pada penutupan perdagangan perdana, Kamis (2/1), kecuali minyak mentah yang menguat 2 persen.
ADVERTISEMENT
Harga CPO melemah sekitar 2,4 persen, diikuti oleh timah dan nikel yang masing-masing merosot 1,8 persen dan 1,7 persen. Berikut rangkumannya dari berbagai sumber.

Minyak Mentah

Harga minyak mentah naik pada Kamis, karena investor kembali untuk hari perdagangan pertama tahun 2025 dengan pandangan optimis terhadap ekonomi China dan permintaan bahan bakar setelah janji Presiden Xi Jinping untuk mendorong pertumbuhan.
Sementara itu, melonjaknya persediaan bensin dan sulingan di AS menekan harga dan membatasi keuntungan.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD 75,93 per barel, naik 1,7 persen. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada USD 73,13 per barel, naik 2 persen.

Batu Bara

Sedangkan harga batu bara melemah pada penutupan perdagangan Kamis. Harga batu bara berdasarkan situs tradingeconomics turun 0,52 persen dan menetap di USD 124.60 per ton.
ADVERTISEMENT
Harga batu bara Newcastle anjlok sekitar 5,04 persen sepanjang tahun 2024. Pada 1 Januari 2024, harga batu bara berada di level USD 131.55 per ton, namun berakhir di kisaran USD 125 per ton.
Di penghujung tahun 2024, harga batu bara dipengaruhi melonjaknya pasokan yang mengimbangi permintaan yang kuat dari konsumen utama, China. Data menunjukkan produksi batu bara China rata-rata 14,27 juta ton per hari pada November, tertinggi yang pernah tercatat, meningkat tajam dari 12,28 juta ton per hari pada bulan sebelumnya.

CPO

Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) merosot pada penutupan perdagangan Kamis. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO turun 2,43 persen menjadi MYR 4.336 per ton.
Sepanjang tahun 2024, harga CPO menguat sekitar 21,42 persen, didorong oleh meningkatnya permintaan di tengah stagnasi produksi di negara-negara produsen utama. Sementara itu, Uni Eropa telah menyetujui penundaan satu tahun untuk undang-undang deforestasi, yang akan berlaku pada Desember 2025.
Tandan buah sawit segar yang baru dipanen. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
Dinamika harga CPO di penghujung tahun disebabkan kekhawatiran ekspor yang melemah. Di India, pembeli terbesar, pembelian minyak sawit November turun sedikit menjadi 841.993 metrik ton Namun, tanda-tanda permintaan yang kuat dari pembeli utama China menjelang Tahun Baru Imlek pada akhir Januari membantu membatasi kerugian.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, pemerintah akan memulai mandat biodiesel B40 pada awal Januari 2025, sementara menaikkan pungutan ekspor minyak sawit mentah menjadi 10 persen dari 7,5 persen untuk mendukung subsidi.

Nikel

Harga nikel terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis. Harga nikel berdasarkan tradingeconomics menurun 1,70 persen menjadi USD 15.040 per ton.
Sepanjang tahun 2024, harga nikel melemah sekitar 6,35 persen. Pada 1 Januari 2024, harga nikel dijual dengan harga USD 16.055 per ton. Harganya terus menurun hingga berada di level USD 15.200 per ton, angka terendah dalam 4 tahun terakhir.
Harga nikel menembus angka terendah di tengah tekanan dari dolar yang lebih kuat, permintaan yang tidak pasti, dan pasokan yang melimpah terutama produksi yang tinggi dari Indonesia, pemasok utama dunia, bertahan hingga paruh kedua tahun 2024. Hal ini memperpanjang melonjaknya tingkat pasokan yang disebabkan oleh lonjakan proyek peleburan China di Indonesia setelah melarang ekspor bijih nikel pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT

Timah

Sementara itu, harga timah juga terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis. Berdasarkan London Metal Exchange (LME), harga timah menurun 1,8 persen menjadi USD 28.557 per ton.
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
Berdasarkan catatan tradingeconomics, sepanjang tahun 2024, harga timah melesat 15,48 persen. Pada 1 Januari 2024, harga timah berada di level USD 24.585 per ton.
Harga timah bahkan sempat hampir menyentuh USD 35.000 per ton pada April 2024 lalu dan relatif stabil di beberapa bulan kemudian. Namun pada pertengahan November, harganya kembali anjlok di kisaran USD 28.000 per ton.