Harga Komoditas Mayoritas Turun, Minyak Mentah Merosot 2,5 Persen

22 April 2025 8:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Harga komoditas global mayoritas ditutup melemah pada perdagangan Senin (21/4). Penurunan itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti melemahnya ekonomi global, perkembangan geopolitik, serta lesunya permintaan dan pasokan.
ADVERTISEMENT
Berikut rangkuman pergerakan harga komoditas pada penutupan perdagangan Senin:

Minyak Mentah

Harga minyak mentah turun pada hari Senin, di tengah tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran. Selain itu, kekhawatiran investor terhadap hambatan ekonomi akibat tarif yang berpotensi menekan permintaan bahan bakar juga mempengaruhi pasar.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun sebesar USD 1,70 atau 2,5 persen menjadi USD 66,26 per barel, setelah sebelumnya ditutup naik 3,2 persen pada Kamis lalu.

Batu Bara

Harga batu bara terpantau stagnan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan data dari Bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak pengiriman April 2025 berada di level USD 95,05 per ton.

CPO

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup melemah tipis. Menurut Trading Economics, harga CPO turun 0,05 persen menjadi MYR 4.973 per ton.
ADVERTISEMENT
Harga minyak sawit berjangka Malaysia tercatat berada di bawah MYR 3.950 per ton, menandai penurunan selama enam sesi berturut-turut dan mencapai titik terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Penurunan harga ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap peningkatan produksi setelah aktivitas perkebunan kembali berjalan pasca-liburan. Para pedagang juga membayangkan hati-hati menikmati potensi tekanan pasar setelah masa jeda tarif AS selama 90 hari berakhir.
Di sisi lain, pelemahan harga sedikit tertahan oleh laporan Intertek Testing Services yang mencatat peningkatan ekspor minyak sawit Malaysia sebesar 11,9 persen selama periode 1–20 April dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, India sebagai importir minyak sawit terbesar di dunia mencatat pembelian impor sebesar hampir 14 persen pada bulan Maret, dengan proyeksi peningkatan lanjutan seiring penurunan persediaan dan permintaan menjelang perayaan musim. Ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok diperkirakan juga dapat mengalihkan permintaan dari minyak kedelai ke minyak sawit.
ADVERTISEMENT

Nikel

Harga nikel ikut terkoreksi tipis pada perdagangan Senin. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga nikel turun 0,39 persen menjadi USD 15.622 per ton.

Timah

Harga timah juga tercatat mengalami penurunan. Data LME menunjukkan harga timah turun 0,51 persen menjadi USD 30.643 per ton.