Harga Komoditas: Nikel Melesat 3,5 Persen, Minyak Mentah Turun 0,2 Persen

1 Oktober 2024 8:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tambang Nikel Indonesia Foto: Masmikha/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tambang Nikel Indonesia Foto: Masmikha/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak mentah memasuki Oktober 2024 mencatat penurunan 17 persen untuk kuartal III 2024. Hal ini dipengaruhi kekhawatiran atas meluasnya konflik di Timur Tengah yang dapat menghambat pasokan minyak mentah.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent pada perdagangan Senin (30/9) turun 0,2 persen menjadi USD 71,77 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun 0,15 persen menjadi USD 68,17 per barel.
Menurunnya harga minyak dipengaruhi oleh kemungkinan Iran yang merupakan produsen utama dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, mungkin secara langsung tertarik ke dalam konflik Timur Tengah yang meluas.
Diketahui, sejak minggu lalu Israel telah meningkatkan serangan dengan melancarkan serangan yang menewaskan para pemimpin Hizbullah dan Hamas di Lebanon serta menyerang sasaran-sasaran Houthi di Yaman. Ketiga kelompok tersebut merupakan kelompok yang didukung oleh Iran.
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara pada penutupan perdagangan Senin ditutup menguat pada penutupan perdagangan Senin. Harga batu bara berdasarkan untuk kontrak November berdasarkan Bursa ICE Newcastle naik 0,21 persen menjadi USD 146.55 per ton.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan situs tradingeconomics, di Tiongkok, harga batu bara didukung oleh berkurangnya produksi akibat hujan lebat, peningkatan inspeksi keselamatan di tambang serta permintaan konsumen yang lebih tinggi menjelang hari libur nasional dari tanggal 1-7 Oktober. Selain itu pekerjaan pemeliharaan di beberapa jalur kereta api di provinsi Shanxi yang digunakan untuk transportasi batu bara juga turut berpengaruh.
Foto udara aktivitas tempat penampungan batu bara di tepi Sungai Batanghari, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (20/6/2024). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Sementara di Rusia investasi oleh perusahaan batu bara turun sebesar 4,4 persen pada paruh pertama tahun 2024, menandai penurunan enam bulan pertama sejak tahun 2020, yang selanjutnya mengurangi produksi batu bara. Di sisi lain, meningkatnya pangsa energi terbarukan di Eropa, dengan bauran energi terbarukan Jerman meningkat menjadi 70 persen dari 61 persen pada minggu sebelumnya. Hal ini terus memberikan tekanan ke bawah pada harga batu bara.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) naik pada penutupan perdagangan senin. Berdasarkan kontrak November 2024, kenaikan terjadi 0,50 persen menjadi 4.057 MYR per ton.
Berdasarkan situs tradingeconomics, beberapa pedagang terus membukukan keuntungan setelah kontrak minyak kelapa sawit mencapai titik tertinggi 5 bulan minggu lalu.
Keuntungan pasar juga disebabkan pengetatan pasokan setelah Pusat Meteorologi ASEAN memperingatkan ketidakpastian cuaca yang berlangsung setidaknya hingga pertengahan Oktober.
Nikel
Adapun harga nikel terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin. Kenaikan terjadi sebesar 3,5 persen menjadi USD 17.514 per ton.
Berdasarkan situs tradingeconomics, penguatan ini terjadi akibat stimulus paling agresif Tiongkok sejak pandemi yang meningkatkan prospek permintaan. Bank Sentral Tiongkok mengumumkan rencana untuk menurunkan biaya pinjaman, menyuntikkan lebih banyak dana ke dalam perekonomian serta meringankan beban pembayaran hipotek termasuk mengurangi biaya pinjaman jangka menengah bagi bank.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS menyuarakan kekhawatiran tentang industri nikel Indonesia yang menandai pertama kalinya nikel Indonesia ditambahkan ke daftar eksploitasinya. Sebagai tanggapan, Indonesia berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap sektor komoditasnya.
Timah
Selain nikel, harga timah juga terpantau naik pada penutupan perdagangan Senin. Kenaikan harga timah terjadi sebesar 1,66 persen menjadi USD 33.458 per ton.
Berdasarkan situs tradingeconomics, secara historis, Timah sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar pada bulan September 2022