Harga Komoditas: Nikel Naik 1,1 Persen, Batu Bara Turun 1,1 Persen

25 Mei 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah naik pada Jumat (24/5), namun turun selama pekan ini, di tengah kekhawatiran data ekonomi AS yang kuat akan membuat suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama. Kondisi tersebut menyebabkan terbatasnya permintaan bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent kontrak Juli naik 0,98 persen menjadi USD 82,12 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap naik 1,1 persen menjadi USD 77,72 per barel.
Batu Bara
Adapun harga batu bara menurun pada penutupan perdagangan Jumat. Menurut situs tradingeconomics.com, harga batu bara turun 1,10 persen menjadi USD 143,30 per ton.
Harga batu bara di bursa Newcastle berada di kisaran USD 140 per ton, karena masalah pasokan di China sedang diimbangi dengan berkurangnya permintaan. Produksi batu bara China turun ke level terendah sejak Oktober 2022 pada April karena inspeksi keselamatan tambang yang sedang berlangsung membatasi produksi.
Akibatnya, China meningkatkan impor batu bara pada bulan itu untuk mengkompensasi penurunan produksi dalam negeri dan membangun stok untuk mengantisipasi puncak permintaan di musim panas.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) cenderung stagnan pada penutupan perdagangan Jumat. Menurut situs tradingeconomics, harga CPO turun tipis 0,15 persen menjadi MYR 3.886 per ton.
Harga CPO dipengaruhi melemahnya ringgit dan peningkatan permintaan karena komoditas tersebut tersedia dengan harga lebih murah dibandingkan saingannya. Harga minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak lobak naik di pekan ini, karena kekhawatiran produksi.
Nikel
Pengolahan dan pemurnian nikel dengan sistem hidrometalurgi yang merupakan bahan baku batere mobil listrik yang dibangun Harita Group di Halmahera. Foto: Harita Group
Adapun harga nikel terpantau menguat pada penutupan perdagangan Jumat. Harga nikel menurut situs tradingeconomics naik 1,17 persen dan menetap di USD 20.318 per ton.
Nikel menembus lagi level USD 20.000 per ton karena kekhawatiran gangguan pasokan. Kerusuhan di Kaledonia Baru, wilayah luar negeri yang dikuasai Prancis dan menyimpan sekitar 20-30 persen cadangan nikel dunia, sehingga Prancis mengumumkan keadaan darurat minimal 12 hari pada 15 Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Kerusuhan politik terhadap pemasok nikel besar tersebut ditambah dengan sanksi yang dikenakan terhadap nikel dari Rusia telah mendorong harga di atas USD 20.000 per ton untuk pertama kalinya sejak September 2023.
Timah
Sementara itu, harga timah terpantau menurun pada penutupan perdagangan Jumat. Harga timah menurut situs tradingeconomics terpantau turun 0,18 persen dan menetap di USD 33.451 per ton.
Harga timah melesat di tengah kuatnya permintaan dan penurunan pasokan. Eksportir terbesar, Indonesia, memicu kekhawatiran akan ketatnya pasokan secara global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal I 2024, yang diperburuk oleh kekhawatiran gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini.
Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT