Harga Komoditas Sepekan: Harga Minyak Mentah Meroket, Batu Bara Turun

24 November 2024 7:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai (offshore). Foto: curraheeshutter/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai (offshore). Foto: curraheeshutter/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah mencatat kenaikan signifikan dalam sepekan pada Jumat (22/11), setelah mengalami penurunan pada pekan lalu. Eskalasi perang Rusia dan Ukraina yang kian memanas pada pekan ini memicu pergerakan signifikan harga minyak mentah.
ADVERTISEMENT
Pada pekan ini, berdasarkan harga penutupan pada Jumat (22/11) harga minyak mentah Brent naik menjadi USD 75,17 per barel, angka ini naik dibanding harga sepekan sebelumnya pada Jumat (15/11) di angka USD 71,04 per barel.
Selain itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik dari SD 67,02 per barel menjadi USD 71,24 per barel.
Dikutip dari Reuters pada Minggu (24/11), kedua harga patokan minyak tersebut naik sekitar 6 persen dalam seminggu dan mencapai level tertinggi sejak 7 November karena Rusia meningkatkan serangannya ke Ukraina setelah Inggris dan AS mengizinkan Ukraina melakukan serangan jarak jauh ke Rusia dengan rudal mereka.
Gedung hunian bertingkat yang mengalami kerusakan imbas serangan drone Ukraina di Ramenskoye, wilayah Moskow, Rusia, Selasa (10/9/2024). Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
"Eskalasi Rusia-Ukraina telah meningkatkan ketegangan geopolitik melampaui tingkat yang terlihat selama konflik setahun antara Israel dan militan yang didukung Iran," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
ADVERTISEMENT
Analis PVM John Evans bilang pasar takut ada kerusakan infrastruktur minyak, gas dan penyulingan akibat serangan atas peningkatan eskalasi perang kedua negara tersebut.
Amerika Serikat (AS) juga tercatat memberlakukan sanksi baru terhadap Gazprombank Rusia, Walau begitu, pihak Rusia mengatakan sudah menemukan solusi atas sanksi baru AS untuk menghalangi ekspor gas Rusia tersebut.
Batu Bara
Sementara itu, harga batu bara justru turun dari pekan lalu. Pada penutupan perdagangan Jumat (22/11), harga batu bara kontrak Desember 2024 berdasarkan bursa ICE Newcastle ada di USD 142.75 per ton, turun dari harga penutupan pekan lalu di angka USD 143,40 per ton.
Berdasarkan tradingeconomics, hal ini disebabkan oleh pasokan yang melimpah dari Tiongkok dan ketersediaan sumber daya listrik alternatif yang lebih tinggi. Data terbaru menunjukkan bahwa produksi batu bara Tiongkok naik sebesar 4,6 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Oktober akibat inspeksi keselamatan di tambang-tambang besar telah usai dan memungkinkan produsen untuk meningkatkan kapasitas.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) pada perdagangan Jumat (22/11) di angka MYR 4.640 per ton tercatat turun dari pekan lalu di angka MYR 5.082 per ton.
Menurut tradingeconomics, hal ini disebabkan oleh kekhawatiran tarif AS terhadap Tiongkok tahun depan terus memicu aksi jual di pasar minyak nabati. Kontrak tersebut menuju kerugian dalam dua minggu berturut-turut, turun hampir 8 persen sejauh ini dan bertahan pada level terendah dalam tiga minggu.
Nikel
Harga nikel pada penutupan perdagangan Jumat (22/11) berdasarkan London Metal Exchange (LME) berada di angka USD 15.970 per ton. Angka ini naik dari penutupan perdagangan pekan lalu di angka USD 15.497 per ton.
Timah
Selain nikel, timah juga mencatat kenaikan pada pekan ini. Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) pada penutupan perdagangan Jumat (22/11) berada di USD 28.914 per ton, naik dari pekan sebelumnya di angka USD 28.742 per ton.
ADVERTISEMENT