Harga Komoditas: Timah Melesat 1,9 Persen, Batu Bara Turun 0,8 Persen

6 Januari 2025 8:24 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
ADVERTISEMENT
Beberapa harga komoditas terpantau menguat pada penutupan perdagangan Jumat (3/1). Kenaikan tipis terjadi setelah melalui perdagangan yang lesu pada awal tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah Brent naik sedikit di 0,9 persen, sementara harga timah melesat 1,9 persen. Namun, harga batu bara masih menurun sekitar 0,8 persen. Berikut rinciannya dari berbagai sumber.
Minyak Mentah
Harga minyak mentah naik tipis pada penutupan perdagangan Jumat, karena cuaca dingin di Eropa dan AS serta stimulus ekonomi tambahan yang disiapkan oleh China membantu mendorong harga ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 0,9 persen menjadi USD 76,62 per barel, setelah menetap pada level tertinggi sejak 25 Oktober pada Kamis. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,5 persen menjadi USD 74,24 per barel.
China mengumumkan beberapa langkah baru untuk mendorong pertumbuhan, seperti menaikkan upah bagi pekerja pemerintah dan peningkatan tajam dalam pendanaan obligasi pemerintah berjangka sangat panjang. Kemudian, permintaan minyak juga diprediksi melonjak karena prakiraan cuaca dingin di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara melemah pada penutupan perdagangan Jumat. Harga batu bara berdasarkan bursa ICE Newcastle turun 0,88 persen dan menetap di USD 123.50 per ton.
Menurut catatan tradingeconomics, harga batu bara Newcastle anjlok sekitar 5,04 persen sepanjang tahun 2024. Pada 1 Januari 2024, harga batu bara berada di level USD 131.55 per ton, namun pada awal tahun 2025, berada di kisaran USD 125 per ton.
Di penghujung tahun 2024, harga batu bara dipengaruhi melonjaknya pasokan yang mengimbangi permintaan yang kuat dari konsumen utama, China. Data menunjukkan produksi batu bara China rata-rata 14,27 juta ton per hari pada November, tertinggi yang pernah tercatat, meningkat tajam dari 12,28 juta ton per hari pada bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada penutupan perdagangan Jumat. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO naik 0,88 persen menjadi MYR 4.374 per ton.
Sepanjang tahun 2024, harga CPO menguat sekitar 21,42 persen, didorong oleh meningkatnya permintaan di tengah stagnasi produksi di negara-negara produsen utama. Sementara itu, Uni Eropa telah menyetujui penundaan satu tahun untuk undang-undang deforestasi, yang akan berlaku pada Desember 2025.
Tandan buah sawit segar yang baru dipanen. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
Dinamika harga CPO di penghujung tahun disebabkan kekhawatiran ekspor yang melemah. Di India, pembeli terbesar, pembelian minyak sawit November turun sedikit menjadi 841.993 metrik ton. Namun, tanda-tanda permintaan yang kuat dari pembeli utama China menjelang Tahun Baru Imlek pada akhir Januari membantu membatasi kerugian.
Di Indonesia, pemerintah akan memulai mandat biodiesel B40 pada awal Januari 2025, sementara menaikkan pungutan ekspor minyak sawit mentah menjadi 10 persen dari 7,5 persen untuk mendukung subsidi.
ADVERTISEMENT
Nikel
Harga nikel terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat. Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) naik tipis 0,21 persen menjadi USD 15.111 per ton.
Sepanjang tahun 2024, harga nikel melemah sekitar 6,35 persen. Pada 1 Januari 2024, harga nikel dijual dengan harga USD 16.055 per ton. Harganya terus menurun hingga berada di level USD 15.200 per ton, angka terendah dalam 4 tahun terakhir.
Harga nikel menembus angka terendah di tengah tekanan dari dolar yang lebih kuat, permintaan yang tidak pasti, dan pasokan yang melimpah terutama produksi yang tinggi dari Indonesia, pemasok utama dunia, bertahan hingga paruh kedua tahun 2024. Hal ini memperpanjang melonjaknya tingkat pasokan yang disebabkan oleh lonjakan proyek peleburan China di Indonesia setelah melarang ekspor bijih nikel pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Timah
Sementara itu, harga timah juga terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga timah melesat 1,93 persen menjadi USD 29.108 per ton.
Sepanjang tahun 2024, harga timah melesat 15,48 persen. Pada 1 Januari 2024, harga timah berada di level USD 24.585 per ton.
Harga timah bahkan sempat hampir menyentuh USD 35.000 per ton pada April 2024 lalu dan relatif stabil di beberapa bulan kemudian. Namun pada pertengahan November 2024, harganya kembali anjlok di kisaran USD 28.000 per ton.