Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Harga Konsumen AS Turun di Tengah Ancaman Tarif Baru Trump
11 April 2025 9:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Harga konsumen di Amerika Serikat turun di luar ekspektasi pada bulan Maret akibat harga bensin dan kendaraan bekas yang lebih murah.
ADVERTISEMENT
Namun penurunan inflasi ini diperkirakan tidak akan bertahan lama setelah Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif atas barang impor asal China.
Penurunan harga bulanan pertama dalam hampir lima tahun yang dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (10/4) juga mengindikasikan melemahnya permintaan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi akibat kebijakan tarif.
Pasar keuangan memperkirakan bahwa Federal Reserve dapat memangkas suku bunga hingga 100 basis poin tahun ini.
Mengutip dari Reuters, tiket pesawat dan tarif hotel tercatat lebih murah, menunjukkan penurunan pengeluaran diskresioner seiring memburuknya sentimen bisnis dan konsumen secara tajam.
Terdapat laporan bahwa warga Kanada mulai memboikot perjalanan ke AS. Trump sendiri beberapa kali melontarkan wacana aneksasi Kanada.
Maskapai Delta Air Lines pekan ini menyatakan permintaan perjalanan “hampir berhenti total”. Beberapa ekonom berpendapat bahwa lonjakan inflasi akibat tarif bisa diredam oleh lemahnya permintaan.
ADVERTISEMENT
Data Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Maret dianggap sudah kurang relevan karena kemungkinan hanya mencerminkan sebagian kecil dari gelombang pertama kebijakan tarif Trump, termasuk tarif sebesar 20 persen untuk barang-barang China serta bea masuk atas baja dan aluminium.
“Berita baik mengenai rendahnya angka inflasi bulan Maret perlu disikapi secara hati-hati, karena perang dagang terhadap China—asal sebagian besar barang konsumsi warga Amerika—saat ini telah memasuki tahap yang sangat agresif,” ujar Christopher Rupkey, Kepala Ekonom di FWDBONDS.
CPI turun 0,1 persen bulan lalu, penurunan pertama sejak Mei 2020, setelah naik 0,2 persen pada Februari, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memperkirakan CPI akan naik 0,1 persen.
ADVERTISEMENT
Harga bensin turun 6,3 persen menyusul penurunan harga minyak mentah akibat kekhawatiran stagnasi ekonomi global. Harga pangan naik 0,4 persen setelah sebelumnya naik 0,2 persen di Februari.
Harga barang kebutuhan pokok meningkat 0,5 persen, didorong oleh lonjakan harga telur sebesar 5,9 persen. Kenaikan harga juga tercatat pada daging, ikan, dan produk susu, namun harga buah dan sayur serta sereal dan produk roti menurun.
Secara tahunan, CPI meningkat 2,4 persen pada Maret, turun dari 2,8 persen pada Februari.
Trump pada Rabu (9/4) menyatakan telah menangguhkan tarif tertarget untuk mitra dagang selama 90 hari, kurang dari 24 jam setelah tarif baru diberlakukan dan menyebabkan gejolak di pasar keuangan.
Namun, ia tetap menaikkan tarif atas barang-barang China menjadi 125 persen dari sebelumnya 104 persen setelah China membalas dengan tarif sebesar 84 persen atas barang AS.
ADVERTISEMENT
Tarif umum sebesar 10 persen atas hampir semua impor AS masih berlaku, demikian pula tarif 25 persen atas kendaraan bermotor. Tarif untuk produk farmasi juga tengah dipersiapkan.
Tarif-tarif yang dikenakan Trump yang ia anggap sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan guna menutupi pemotongan pajak serta membangkitkan kembali industri AS yang telah lama menurun, sehingga meningkatkan risiko terjadinya resesi dalam 12 bulan ke depan.
Pasar keuangan memperkirakan The Fed akan kembali menurunkan suku bunga pada bulan Juni. Bank sentral AS menghentikan siklus pelonggaran moneternya pada Januari. Risalah rapat The Fed tanggal 18–19 Maret menunjukkan bahwa hampir seluruh pengambil kebijakan menilai ekonomi menghadapi risiko inflasi tinggi bersamaan dengan perlambatan pertumbuhan.
Saat ini, suku bunga acuan The Fed berada pada kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen.
ADVERTISEMENT
Penjualan saham kembali merosot sehari setelah reli tajam yang dipicu oleh jeda tarif timbal balik oleh Trump. Nilai dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun.
Perkiraan Inflasi Akan Meningkat
Kepala Strategi Investasi J.P. Morgan Wealth Management, Elyse Ausenbaugh, menilai bahwa meski ketegangan perang tarif mulai mereda, ketidakpastian masih menyelimuti pasar.
Ia mencatat, berbagai indikator sentimen konsumen dan pelaku bisnis menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam jangka pendek. Menurutnya, kondisi ini telah menjadi perhatian serius bagi The Fed.
Data menunjukkan CPI inti hanya naik 0,1 persen pada Maret terkecil sejak Juni 2024 dipicu turunnya harga kendaraan bekas dan tiket pesawat. Namun, biaya sewa dan layanan kesehatan masih naik. Secara tahunan, CPI inti tumbuh 2,8 persen.
ADVERTISEMENT
Pasar kerja tetap stabil, tapi risiko PHK akibat tarif masih mengintai. Ekonom Citigroup menyebut pelemahan permintaan dapat menekan harga, meski biaya tetap tinggi, khususnya di sektor jasa.