Harga LPG Naik Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Berikut Info Lengkapnya

28 Februari 2022 8:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bright Gas 5,5 Kg. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Bright Gas 5,5 Kg. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
Perang Rusia-Ukraina mulai berdampak ke negara lain, termasuk Indonesia. Di Tanah Air, melambungnya harga minyak dunia membuat PT Pertamina (Persero) menaikkan harga LPG.
ADVERTISEMENT
Jenis LPG yang naik adalah LPG nonsubsidi rumah tangga Bright Gas 5,5 kg dan Elpiji 12 kg. Meledaknya pipa gas alam Ukraina membuat harga minyak dunia memanas. Berikut fakta-fakta soal dampak perang ke harga gas di Indonesia.

Gas LPG 5,5 Kg dan 12 Kg Naik

Mulai hari Minggu (27/2), PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas LPG 5,5 kg dan 12 Kg. Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina Irto Ginting menjelaskan, penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
LPG Bright Gas Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai USD 775 per metrik ton per Januari 2022, naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021. Dengan adanya penyesuaian, harga LPG nonsubsidi yang berlaku saat ini sekitar Rp 15.500 per kg.
ADVERTISEMENT

Kenaikan Kedua dalam 2 Bulan

Kenaikan harga LPG kali ini merupakan yang kedua kalinya dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, BUMN energi menaikkan harga pada 25 Desember 2021.
Saat itu, Irto menjelaskan kenaikan harga jual LPG ke konsumen dilakukan mengikuti kenaikan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021. Pada November 2021, harga produk impor itu mencapai USD 847 per metrik ton.
Sekarang, naiknya harga LPG nonsubsidi juga lantaran harga CPA mulai naik. Irto menyebut, sebelum Rusia menyerang Ukraina, harga minyak dunia sudah tinggi. Saat ini, harganya kian tinggi hingga mencapai di atas USD 100 per barel.
"Kami menaikkan menjadi 2 tahapan sejak Desember lalu untuk mengurangi beban masyarakat pengguna LPG nonsubsidi," kata Irto saat dihubungi kumparan, Minggu (27/2).
ADVERTISEMENT

Rusia-Ukraina Bergejolak, Harga Minyak Dunia Melonjak

Sejak hubungan Rusia dan Ukraina memanas, harga minyak dunia tercatat terus menanjak. Berdasarkan data Reuters, Minggu (27/2) pukul 16:00 WIB, harga minyak dunia jenis Brent di level USD 97,93 per barel. Pada Jumat (25/2) lalu, harga minyak Brent sempat menyentuh USD 105 per barel yang merupakan level tertinggi sejak 2014.
Untuk minyak produksi Saudi Aramco yang diimpor Pertamina juga ikut naik. Irto juga mengatakan, berdasarkan Contract Price Aramco (CPA), mencapai USD 775 per metrik ton per Januari 2022. Harga tersebut naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.

Warga Keluhkan Harga Eceran di Atas Patokan Pertamina

Harga LPG nonsubsidi yang berlaku saat ini sekitar Rp 15.500 per kg. Meski begitu, kenaikan harga di tingkat pengecer ternyata lebih mahal.
Bright Gas 5,5 Kg. Foto: Pertamina
Yuni, warga Bumi Panyileukan, Bandung Timur, mengaku hari ini membeli gas LPG 12 kg dengan harga Rp 199 ribu. Padahal, jika merujuk ke harga baru Pertamina, untuk wilayah Jawa Barat harga di agen Rp 187 ribu. Jika dibandingkan dengan harga lama, selisihnya mencapai Rp 24 ribu.
ADVERTISEMENT
"Hari ini saya beli Rp 199 ribu. Padahal, sebelum kenaikan itu harganya Rp 175 ribu," kata Yuni kepada kumparan, Minggu (27/2).
Dani, pemilik toko Depot 88 di Kalibata, Jakarta Selatan menyebut untuk Bright Gas dan Elpiji 12 kg saat ini dijual Rp 200 ribu.
Untuk harga Bright Gas 5,5 kg juga sudah dipatok Rp 100 ribu dari, lebih tinggi dari patokan Rp 88 ribu. Kenaikan harga, kata Dani, sudah terjadi sejak tadi pagi.
“Tadi masyarakat sudah ada yang membeli. Karena harganya sudah segitu, makanya naik,” ujar Dani saat dihubungi kumparan.