Harga Minyak Anjlok Usai Israel Tuduh Lebanon Serang Dataran Tinggi Golan

30 Juli 2024 8:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap dan api membubung menyusul serangan perbatasan dari Lebanon, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, menutup perbatasan Israel dengan Lebanon, dilihat dari sisi Israel, Senin (3/6/2024). Foto: REUTERS/Ayal Margolin ISRAEL OUT
zoom-in-whitePerbesar
Asap dan api membubung menyusul serangan perbatasan dari Lebanon, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, menutup perbatasan Israel dengan Lebanon, dilihat dari sisi Israel, Senin (3/6/2024). Foto: REUTERS/Ayal Margolin ISRAEL OUT
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah anjlok pada Senin (29/7), setelah tensi antara Israel dan Lebanon semakin memanas usai serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Lebanon tak terima dituding atas serangan tersebut yang membuat pasokan minyak mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD 79,78 per barel, turun 1,7 persen. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir 1,8 persen lebih rendah menjadi USD 75,81 per barel.
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara menguat pada penutupan perdagangan Senin. Harga batu bara berdasarkan situs tradingeconomics naik 0,61 persen dan menetap di USD 140.10 per ton.
Harga batu bara Newcastle menyentuh USD 140 per ton didorong oleh permintaan yang lebih baik dari perkiraan dalam waktu dekat. Meskipun kapasitas energi terbarukan meningkat pesat, pertumbuhan permintaan listrik yang signifikan di negara-negara ekonomi utama menunjukkan bahwa konsumsi batu bara global akan tetap relatif stabil tahun ini dan tahun depan, menurut Badan Energi Internasional.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) melemah pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO turun 0,81 persen menjadi MYR 3.909 per ton.
Minyak sawit berjangka Malaysia terdampak melemahnya minyak pesaing di pasar Dalian dan menguatnya ringgit baru-baru ini. Sementara itu, tanda-tanda peningkatan produksi meningkat setelah Asosiasi Minyak Sawit Malaysia mengatakan produksi selama 20 hari pertama bulan Juli melonjak mendekati 15 persen per bulan, karena peningkatan hasil panen musiman dan lebih banyak curah hujan di Asia Tenggara.
Pekerja menurunkan tandan buah segar kelapa sawit untuk diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, berencana untuk meninjau aturan kewajiban pasar domestik (DMO) untuk komoditas tersebut, yang berpotensi mengubah harga untuk porsi dan jenis produk yang dijual secara lokal.
ADVERTISEMENT
Nikel
Adapun harga nikel terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin. Harga nikel berdasarkan situs tradingeconomics naik 0,88 persen menjadi USD 15.934 per ton.
Harga nikel anjlok hingga menembus USD 15.000 per ton, menandai level terendah dalam 5 bulan karena dana investasi melikuidasi di tengah menguatnya dolar AS dan lemahnya data manufaktur dari Chuna. Meskipun ada kejadian positif seperti pemangkasan suku bunga Bank Sentral Eropa, penghentian produksi di Kaledonia Baru, dan potensi penghentian izin di Indonesia, harga nikel anjlok tajam.
Analis memprediksi tantangan yang berkelanjutan akibat kelebihan pasokan pasar, memperkirakan total stok nikel primer akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada tahun 2024, membatasi pemulihan harga yang signifikan untuk sisa tahun ini.
ADVERTISEMENT
Timah
Sementara itu, harga timah terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan situs London Metal Exchange (LME), harga timah merosot 0,92 persen menjadi USD 29.296 per ton.
Harga timah berjangka mengikuti kenaikan logam dasar utama karena stimulus permintaan di China. Perbedaan antara PMI manufaktur resmi dan PMI manufaktur Caixin di China, konsumen timah terbesar dunia, menggarisbawahi ketergantungan pada pasar ekspor. Hal ini meningkatkan ekspektasi China akan mengumumkan langkah-langkah stimulus yang konkret untuk meningkatkan permintaan domestik menjelang Sidang Pleno Ketiga pemerintah.
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
Sementara itu, eksportir utama Indonesia masih tetap khawatir ketatnya pasokan karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal pertama, yang diperburuk oleh kekhawatiran gangguan perizinan di sisa tahun ini. Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar karena perang yang terjadi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT