Harga Minyak Goreng Curah Masih Tinggi, di Pasar Minggu Stoknya Kosong

4 Mei 2022 14:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang minyak goreng curah di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan. Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang minyak goreng curah di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga minyak goreng curah bisa turun menjadi Rp 14.000 per liter sepertinya masih jauh dari harapan. Setelah sepekan Presiden Jokowi menetapkan larangan ekspor CPO dan turunnya, harga minyak goreng terpantau masih tinggi di pasaran.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan beberapa pasar yang didatangi kumparan pada hari ini, Rabu (4/5), rata-rata penjual menjual minyak goreng curah seharga Rp 22.000 per liter. Bahkan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, stoknya kosong.
Padahal pada hari ini, Istana mengeklaim kebijakan larangan ekspor minyak goreng berikut bahan bakunya diklaim sudah membuat pasokan dalam negeri stabil.
Menurut Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Panutan Sulendrakusuma, harga minyak goreng curah sudah memasuki tren penurunan meski belum signifikan.
"Dari data KSP, per 2 Mei kemarin harga minyak goreng curah sudah di bawah Rp 20.000. Tren melandai dan cenderung turun," jelas Panutan dalam keterangan resmi, Rabu (4/5).

Berikut pantauan kumparan di pasar tradisional:

Pasar Minggu
Pasar pertama yang dikunjungi adalah Pasar Minggu. Berdasarkan pantauan, tidak ada satupun penjual yang menjual minyak goreng curah di sini.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pengunjung pasar bernama Erni (35), mengaku kesulitan menemukan minyak goreng curah di Pasar Minggu sejak H-3 Lebaran.
"Saya sudah datang ke sini H-3 Lebaran, nyari minyak curah buat masak pas Lebaran biar murah. Muter-muter pasar tapi nggak nemu, sekarang juga nggak nemu," jelas Erni kepada kumparan, Rabu (4/5).
Adapun pada Jumat (29/4), harga minyak goreng curah di pasar tradisional Pasar Minggu masih di level Rp 22.000 per liter.
Minyak goreng curah di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Pasar Cijantung
Lokasi kedua untuk mengece harga minyak goreng curah adalah di Pasar Cijantung. Seluruh pedagang di sana menjual minyak goreng curah senilai Rp 22.000.
"Ada minyak goreng curah, harganya Rp 22.000," ungkap Andre, Rabu (4/5).
Andre mengaku, ia hanya mendapatkan subsidi minyak goreng sekali. Oleh karena itu, ia tidak berani mengurangi harga.
ADVERTISEMENT
"Ini harganya belum turun dari seminggu yang lalu. Saya cuma dapet subsidi sekali, waktu minyak langka. Setelah itu nggak dapet lagi," kata Andre kepada kumparan.
Andre melanjutkan, ia hanya mengambil untung sedikit untuk minyak goreng curah yakni Rp 1.000 hingga Rp 1.500.
Pasar Kramat Jati
Pasar tradisional yang kumparan kunjungi selanjutnya adalah Pasar Kramat Jati. Berdasarkan pantauan kumparan, harga minyak goreng di Pasar Kramat Jati berada di level Rp 22.000.
"Harga minyak goreng curah di sini Rp 22.000 per kilogram, kalau belinya setengah kilo jadi Rp12.000," kata Ucok kepada kumparan, Rabu (4/5).
Ucok mengaku, pembelian minyak goreng curah jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak goreng kemasan.
"Lebih banyak yang beli curah daripada kemasan, katanya lebih murah,"pungkasnya.
Warga antre untuk membeli minyak goreng curah di salah satu distributor di Desa Mlati Lor, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (13/4/2022). Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
Larangan Ekspor Tak Serta Merta Tekan Harga
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet menilai walau secara teoritis dengan bahan baku melimpah dapat menekan harga minyak goreng, namun ada aspek lain sehingga minyak goreng tak bisa langsung turun harganya ketika larangan ekspor diberlakukan.
"Menurut saya memang kuncinya adalah memastikan aliran distribusi dari penyaluran bahan baku menjadi penting. Di samping itu menurut saya juga perlu dilakukan evaluasi berkala untuk melihat bottleneck dari pelaksanaan kebijakan ini," kata Yusuf.
Sementara, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan bahwa kebijakan ini kurang rasional karena dia melihat pada berbagai dampak negatif yang disebabkan. Oleh sebab itu kebijakan ini menurutnya tidak akan banyak mengubah situasi.
"Kebijakan ini tidak akan mengubah banyak kondisi. Pasokan pasti berlimpah tapi tidak berarti murah. Saya memperkirakan penurunan harga tidak akan sangat tajam. Minyak goreng akan tetap mahal," ujar Piter.
ADVERTISEMENT